Month: October 2022

Babad Pasirluhur dan Lahirnya Kota Purwokerto

October 17, 2022 ·

NasSirun PurwOkartun dengan buku terjemahan “Babad Pasirluhur” yang baru dilaunching pada 9 Oktober 2022 dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Purwokerto

Awalnya saya sudah menjaga diri untuk tidak tertarik membaca Babad Pasir. Karena saya orangnya gampang penasaran. Repotnya, kalau sudah penasaran maka sulit untuk tidak menelisik lebih jauh demi mencari jawaban. Dulu, tahun 2000, ketika saya masih di Solo, saya tertarik membaca Babad Tanah Jawi, Babad Demak,  dan Babad Pajang, saya penasaran dengan sosok Haryo Penangsang. Akhirnya saya menelisik lebih jauh, ingin tahu lebih dalam, sampai 18 tahun lamanya, hingga terbitlah 15 judul Serial Penangsang. Kemarin, tahun 2014, ketika saya pulang… Rampungna.

NasSirun PurwOkartun Menerjemahkan Babad Pasirluhur Sebagai Kado Untuk Purwokerto

October 6, 2022 ·

Banyak orang yang bertanya, “Namanya Kabupaten Banyumas tetapi mengapa pusat pemerintahannya di Purwokerto?” Sepertinya masih banyak orang Banyumas yang belum tahu bahwa dulu ada dua kabupaten, Banyumas dan Purwokerto, yang kemudian bergabung menjadi satu. Babad Banyumas Wirjaatmadjan sudah memberitahu tentang hal itu. Bahwa sejak Belanda menjajah Banyumas pada tahun 1831, wilayah Banyumas dipecah menjadi 4 kabupaten. Terbentuklah Kabupaten Banyumas, Ajibarang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Majenang. Namun, Kabupaten Ajibarang hanya berumur 1,5 tahun saja. Karena bencana angin ribut melanda selama 40 hari… Rampungna.

Berdirinya Kabupaten Banyumas dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

October 2, 2022 ·

Buku Serial Bacaan Babad Banyumas karya NasSirun PurwOkartun yang mengisahkan tentang berdirinya Kabupaten Banyumas.

Setelah mengisahkan tentang kematian tragis Adipati Wirasaba Warga Utama, Babad Banyumas Mertadiredjan kemudian mengisahkan tentang berdirinya Kabupaten Banyumas.  Bahwa setelah Adipati Warga Utama meninggal, Sultan Pajang merasa menyesal. Hingga akhirnya meminta maaf dengan cara mengundang anak-anak sang adipati datang ke Pajang.  Namum, dari ketiga anak laki-lakinya, tidak ada yang berani memenuhi undangan, karena khawatir akan ikut disalahkan, dan akan dijatuhi hukuman mati. Akhirnya, Raden Jaka Kaiman, sebagai menantu yang menyanggupinya. Sebagai suami dari anak pertama Adipati Warga Utama, siap mewakili… Rampungna.