Wilayah Banyumas memiliki banyak naskah babad. Nassirun Purwokartun, budayawan Banyumas, sejak tahun 2014 telah mengumpulkan sebanyak 100-an naskah. Naskah-naskah yang ditulis tangan dalam huruf Jawa hingga huruf Latin. Dari yang masih berbentuk tembang Jawa sampai yang sudah berbentuk prosa. Sayangnya, naskah-naskah kuno tersebut seolah sudah terasing dari masyarakatnya sendiri. Orang-orang anyumas seakan tidak mengenali lagi. Tidak pernah ada yang membacanya. Karena tergerak ingin mengenalkan kembali kisah-kisah lama Banyumas itu, sejak 2018 Nassirun Purwokartun menerjemahkan 25 naskah. Dari Babad Banyumas Mertadirejan,… Rampungna.
Penulise: NasSirun PurwOkartun
Membaca buku ini seperti didongengi cerita rakyat yang sudah melegenda di wilayah Banyumas. Mulai dari kisah leluhur Banyumas, Raden Putra, hingga cerita pendiri Banyumas, Raden Jaka Kaiman. Juga peristiwa naas Bale Malang yang menjadi sebab Raden Jaka Kaiman diangkat menjadi Adipati Wirasaba. Tidak lupa cerita tentang berdirinya Kabupaten Banyumas dan sebutan Adipati Mrapat bagi Raden Jaka Kaiman. Buku yang wajib dibaca generasi muda Banyumas agar tahu cerita-cerita legenda dari tanah kelahirannya, hingga bisa menumbuhkan rasa cinta tanah air. Juga buku… Rampungna.
Secara berkala saya akan memposting naskah Babad Banyumas Wirjaatmadjan. Lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia, agar para pembaca mudah memahaminya. Naskah Babad Banyumas Wirjaatmadjan aslinya ditulis dalam huruf Jawa. Naskah aslinya disimpan oleh menantunya, Raden Joedasoebrata. Sekarang naskah tersebut bisa disaksikan di Museum Bank Rakyat Indonesia, Purwokerto. Raden Aria Wirjaatmadja adalah pendiri De Poerwokertosche Hulp-Spaar-en Landbouwcrediet, Bank Pertolongan, Tabungan, dan Kredit Purwokerto, yang merupakan cikal bakal Bank Rakyat Indonesia. Dari naskah huruf Jawa tersebut kemudian dicetak oleh Penerbit Electrische Drukkerij TAN… Rampungna.
Membaca buku ini seperti melihat langsung peristiwa sejarah yang terjadi di wilayah Banyumas. Pembaca mendapatkan pengetahuan sejarah yang terjadi di wilayah Banyumas secara lengkap sejak berdiri hingga menjelang Indonesia merdeka. Berikut pergolakan yang terjadi mulai dari Perang Mangkubumi yang mengharumkan Banyumas, hingga Perang Diponegoro yang mengakibatkan wilayah Banyumas jadi jajahan Kolonial Belanda. Buku yang wajib dibaca generasi muda Banyumas agar tahu kisah-kisah sejarah dari tanah kelahirannya, hingga bisa menumbuhkan rasa cinta tanah airnya. Judul Buku : Kisah Sejarah Babad Banyumas… Rampungna.
Judul Buku : Serat Bonokeling ( Latin Jawa- Indonesia) Penulis : NasSirun Purwokartun HVS Ukuran B5 250 halaman Harga : 265.000 Rampungna.
Serial Bacaan Babad Banyumas untuk anak. Raden Jaka Kaiman adalah pendiri Kabupaten Banyumas. Namun, tidak banyak yang mengetahui kisah perjuangannya. Perjalanan hidup dari seorang bangsawan kemudian menjadi anak yatim piatu. Hidup menumpang sebagai penggembala kerbau. Diasuh tukang pembuat warangka keris sampai menjadi pelayan di kadipaten. Kemudian berhasil menjadi Adipati Wirasaba. Kisah hidup yang seru sekaligus mengharukan yang sangat menginspirasi bagi para pembacanya. Bacalah kisah seru yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Kaiman, Sang Pendiri Banyumas Penulis : NasSirun… Rampungna.
Serial Dongeng Babad Banyumas.Babad adalah kumpulan cerita-cerita dongeng. Dikisahkan secara turun temurun hingga menjadi legenda.Namun sekarang cerita-cerita babad telah hilang dari ingatan masyarakat, karena tidak ada lagi yang mengisahkannya. Padahal dengan mendongengkan babad, pewarisan sejarah leluhur terbukti terjaga selama beberapa generasi. Buku “Dongeng Babad” adalah usaha mengembalikan cerita-cerita Babad Banyumas menjadi ingatan masyarakat. Sekaligus menyelamatkan pewarisan sifat mulia para leluhur sebagai teladan pembentukan karakter anak Banyumas. Cocok dibaca oleh orang tua sebagai bahan mendongeng untuk anak-anaknya. Judul Buku: Dongeng BabadUkuran… Rampungna.
Serial Babad Banyumas: Dongeng Banyumas Serial Dongeng Babad Banyumas. Babad adalah kumpulan cerita-cerita dongeng. Dikisahkan secara turun temurun hingga menjadi legenda. Namun sekarang cerita-cerita babad telah hilang dari ingatan masyarakat, karena tidak ada lagi yang mengisahkannya. Padahal dengan mendongengkan babad, pewarisan sejarah leluhur terbukti terjaga selama beberapa generasi. Buku “Dongeng Banyumas” adalah usaha mengembalikan cerita-cerita Babad Banyumas menjadi ingatan masyarakat. Sekaligus menyelamatkan pewarisan sifat mulia para leluhur sebagai teladan pembentukan karakter anak Banyumas. Cocok dibaca oleh orang tua sebagai bahan… Rampungna.
Dari panggung ketoprak pula saya kemudian mengetahui pantangan yang menjadi pegangan masyarakat Banyumas. Pantangan yang bermula dari ucapan Adipati Warga Utama sebelum meninggal. Larangan atau pepali yang didasarkan pada kejadian kematian yang menimpanya. Babad Banyumas Mertadiredjan menuliskan kejadian tersebut dalam tembang Megatruh. Tembang macapat yang sangat tepat menggambarkan kesedihan dan kematian. “Samana kya adipati ngandika mring wadyanipun, padha seksenana sami, ing mbesuk sapungkuringong, anak putu aja kang ngambil mantu, wong ing Toyareka benjing, lan aja nganggo ing besuk, jaran wulu… Rampungna.
Nama Wirasaba sudah saya dengar sejak belia. Sejak pertama menyaksikan ketoprak tobong dengan lakon “Geger Wirasaba” yang dilanjut “Jaka Kaiman Winisuda”. Dulu, dua lakon itu digelar bergantian di balai desa kampungku. Hari pertama “Geger Wirasaba” yang mengisahkan kematian Adipati Wirasaba, Warga Utama I. Hari kedua “Jaka Kaiman Winisuda” yang mengisahkan Jaka Kaiman diangkat menjadi Adipati Wirasaba dengan gelar Warga Utama II. Lama mengendap dalam ingatan nama Wirasaba itu. Namun sampai usia dewasa saya tak pernah tahu di mana letaknya. Mungkin… Rampungna.
Awalnya saya sudah menjaga diri untuk tidak tertarik membaca Babad Pasir. Karena saya orangnya gampang penasaran. Repotnya, kalau sudah penasaran maka sulit untuk tidak menelisik lebih jauh demi mencari jawaban. Dulu, tahun 2000, ketika saya masih di Solo, saya tertarik membaca Babad Tanah Jawi, Babad Demak, dan Babad Pajang, saya penasaran dengan sosok Haryo Penangsang. Akhirnya saya menelisik lebih jauh, ingin tahu lebih dalam, sampai 18 tahun lamanya, hingga terbitlah 15 judul Serial Penangsang. Kemarin, tahun 2014, ketika saya pulang… Rampungna.
Banyak orang yang bertanya, “Namanya Kabupaten Banyumas tetapi mengapa pusat pemerintahannya di Purwokerto?” Sepertinya masih banyak orang Banyumas yang belum tahu bahwa dulu ada dua kabupaten, Banyumas dan Purwokerto, yang kemudian bergabung menjadi satu. Babad Banyumas Wirjaatmadjan sudah memberitahu tentang hal itu. Bahwa sejak Belanda menjajah Banyumas pada tahun 1831, wilayah Banyumas dipecah menjadi 4 kabupaten. Terbentuklah Kabupaten Banyumas, Ajibarang, Purbalingga, Banjarnegara, dan Majenang. Namun, Kabupaten Ajibarang hanya berumur 1,5 tahun saja. Karena bencana angin ribut melanda selama 40 hari… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang kematian tragis Adipati Wirasaba Warga Utama, Babad Banyumas Mertadiredjan kemudian mengisahkan tentang berdirinya Kabupaten Banyumas. Bahwa setelah Adipati Warga Utama meninggal, Sultan Pajang merasa menyesal. Hingga akhirnya meminta maaf dengan cara mengundang anak-anak sang adipati datang ke Pajang. Namum, dari ketiga anak laki-lakinya, tidak ada yang berani memenuhi undangan, karena khawatir akan ikut disalahkan, dan akan dijatuhi hukuman mati. Akhirnya, Raden Jaka Kaiman, sebagai menantu yang menyanggupinya. Sebagai suami dari anak pertama Adipati Warga Utama, siap mewakili… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang pernikahan Raden Bagus Mangun, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang mertuanya, Adipati Warga Utama. Dikisahkan pada waktu itu, Sultan Pajang Joko Tingkir meminta pada adipati bawahannya untuk mengirimkan gadis-gadisnya. Dan, Adipati Wirasaba mengirimkan putri bungsunya. Namun, hal itu menjadi masalah, karena sang putri sudah pernah menikah. Karenanya dianggap bukan gadis lagi. Dan itu menjadi kesalahan yang harus diterima akibatnya oleh sang adipati. Joko Tingkir yang merasa dibohongi kemudian menjatuhkan hukuman mati. Dari kejadian itulah kemudian lahir 5 pantangan… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang Raden Bagus Mangun yang mengadi di Kadipaten Wirasaba, Serat Babad Banyumas melanjutkan dengan cerita pernikahannya. Ternyata, Adipati Wirasaba meminta kedua orang tua angkat Bagus Mangun menghadap ke Wirasaba, adalah untuk melamar putrinya. Bagus Mangun akan diambil sebagai menantu. Hal itu tentu saja membuat Kyai Mranggi dan istrinya, Nyai Mranggi merasa bahagia. Sebagai orang desa mendapat mertua seorang adipati. Namun, ada kendala ketika dimintai uang mahar. Mereka adalah keluarga miskin, hanya pembuat warangka keris. Maka, bingunglah bagaimana mengumpulkan… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang Kadipaten Wirasaba sebagai bawahan Kesultanan Demak, Babad Banyumas kemudian melanjutkan kisah tentang Bagus Mangun. Siapa Bagus Mangun? Ia adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh keluarga bibinya, Nyai Mranggi. Sang bibi menikah dengan pembuat warangka keris, Kyai Mranggi. Mereka berdiam di desa Kejawar, wilayah Wirasaba. Bagus Mangun adalah anak kakak Nyai Mranggi yang bernama Banyak Sasra. Banyak Sasra menikah dengan putri Pasir Luhur bernama Dewi Sriyati. Putri adipati Banyak Geleh atau Pangeran Senopati Mangkubumi kedua. Setelah ditinggal… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang asal mula pusaka Macan Guguh, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang Kesultanan Demak. Tentu kaitannya dengan Kadipaten Wirasaba. Kadipaten Wirasaba yang sebelumnya menjadi bawahan Majapahit, kemudian beralih menjadi bawahan Kesultanan Demak. Apa yang terjadi dengan Wirasaba menjadi bawahan Demak? Simak kisah yang kemudian menjadi sejarah baru bagi Wirasaba. Perubahan itu terjadi pada masa Wirasaba di bawah kepemimpinan Adipati Warga Utama. Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini. Sengaja tidak saya… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang asal mula keris pusaka Banyumas, Kanjeng Kyai Gajahendra, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang asal mula pusaka Kanjeng Kyai Macanguguh. Keris pusaka dinamakan Gajahendra karena bermula dari peristiwa terbunuhnya garuda Endra oleh Patih Gajahmada. Lantas penamaan pusaka Macan Guguh berasal dari peristiwa apa? Ternyata karena Ki Tolih berhasil memenangkan sayembara Raja Majapahit. Karena bisa menjinakkan kuda sang raja yang mengamuk di istana. Namun, bagaimanakah kisah selengkapnya? Apakah nama Macan Guguh berasal dari nama kuda yang dijinakkan Kyai Tolih?… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang Raden Bagus Mangun, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang Ki Tolih. Siapa Ki Tolih? Ki Tolih adalah Patih Kerajaan Bonokeling yang diperintahkan rajanya untuk membunuh Raja Majapahit. Sebabnya karena dendam lama dari leluhurnya, Ciung Wanara yang kalah perang oleh Jaka Sesuruh, Raja Majapahit. Ki Tolih pun berangkat ke Majapahit dengan mengendarai Garuda Endra, dengan dibekali sebuah keris pusaka. Bagaimanakah kisah perjalanannya? Apakah berhasil membunuh sang raja Majapahit? Lalu, apa hubungan Ki Tolih dengan Raden Bagus Mangun atau Raden… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang ketiga anak Raden Baribin, kisah Babad Banyumas berlanjut dengan cucunya. Yaitu Raden Jaka Kaiman, putra Raden Banyak Sasra. Dikisahkan setelah menetap di Pasir Luhur, Raden Banyak Sasra menikah dengan putri Adipati Pasir Luhur yang bernama Dewi Sriyati. Dari pernikahan tersebut lahir dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Anak yang laki-laki disebut namanya dalam Babad Banyumas, yaitu Raden Bagus Mangun. Juga dituliskan kisahnya. Namun anak yang perempuan tidak disebut namanya, juga tidak ada kisahnya. Kisah haru seru pun… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang Rade Katuhu yang kemudian menjadi Adipati Wirasaba dengn gelar Marga Utama. Cerita berlanjut dengan ketiga adiknya, Banyak Sasra, Banyak Kumara, dan Rara Ngaisah. Ketiga adiknya tersebut ternyata juga ingin mengembara, mengikuti langkah yang sudah ditempuh kakak mereka, Raden Katuhu. Dikisahkan ayah mereka, Raden Baribin, berpesan pada anak-anaknya. Dan, pesan itu pun benar-benar dituruti oleh ketiga anaknya. Pesan apa itu? Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini. Sengaja tidak saya… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang Rade Katuhu yang kemudian menjadi Adipati Wirasaba dengn gelar Marga Utama. Cerita berlanjut dengan meninggalnya Adipati Marga Utama, dan yang menjadi pemimpin Wirasaba adalah anaknya yang bernama Raden Suwarga. Gelarnya adalah Warga Utama. Dikisahkan Adipati Warga Utama mempunyai empat orang anak. Anak pertama dan terakhir perempuan. Sementara anak kedu dan ketiga adalah laki-laki. Inilah bedanya “Serat Babad Banyumas” dengan babad-babad banyumas yang lain. Bila yang lain menyebut ada 5 anak, sementara “Serat Babad Banyumas” hanya mencatat 4… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang gelar Marga Utama pada Raden Katuhu, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang halangan yang dihadapinya. Ternyata, jabatan menjadi Adipati Wirasaba membuat iri hati Ki Buwang, adik dari Adipati Paguwan, Adipati Wirasaba. Hingga dengan tipu muslihatnya, Ki Buwang berhasil mengelabuhi kakaknya. Prajurit Wirasaba diberangkatkan untuk menghadang Raden Katuhu agar tidak masuk Wirasaba. Bahkan, akibat ulah Ki Buwang itu, Adipati Wirasaba merasa menyesal telah mengangkat anak Raden Katuhu. Sampai-sampai memeberi pantangan pada keturunannya untuk tidak pernah mengangkat seorang anak.… Rampungna.
Wawancara Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum, 27 Tahun Berburu Babad Banyumas. Sepanjang berburu Babad Banyumas, saya tidak menemukan sosok lain yang menaruh perhatian penuh pada Babad Banyumas, selain Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M. Hum. Maka, sejak pertama mengenal namanya pada tahun 1999 lewat kolom sejarah Banyumas dalam halaman koran lokal Purwokerto, saya berusaha mengikuti hasil-hasil penelitiannya. Beberapa saya dapatkan dari buku-buku yang kemudian diterbitkan. Beberapa lagi saya baca dari artikel yang dimuat dalam berbagai jurnal sejarah. Namun, bisa sering bertemu… Rampungna.
Saya ingin Babad Banyumas menjadi bacaan masyarakat. Namun, yang lebih penting lagi, saya ingin Babad Banyumas menjadi bacaan generasi muda. Terutama anak-anak sekolah, usia SD sampai dengan SMP. Saya membayangkan, kisah dalam Babad Banyumas menjadi buku bacaan yang ada di seluruh perpustakaan sekolah. Hingga pewarisan cerita yang dulu dilakukan oleh orang tua dengan menjadikannya dongeng sebelum tidur, sekarang dilakukan lagi di sekolah. Bedanya, dulu didongengkan langsung oleh nenek atau ibu dan bapak, sekarang didongengkan dalam bentuk bacaan. Akan tetapi, dengan… Rampungna.
Buku Babad Banyumas terjemahan saya, baik Mertadiredjan maupun Wirjaatmadjan, diterbitkan lengkap dengan latin Jawanya. Naskah Babad Banyumas Mertadiredjan aslinya berupa tembang Macapat (puisi). Naskah Babad Banyumas Wirjaatmadjan aslinya berupa gancaran (prosa). Dalam tata letak bukunya, naskah asli di halaman kiri dengan huruf miring, naskah terjemahan di halaman kanan dengan huruf tegak. Dengan pembagian halaman demikian semoga memudahkan pembacaan. Bahkan untuk lebih memudahkan, yang tertulis dalam halaman sebelah kiri, begitulah yang tertulis dalam terjemahan di sebelah kanan. Jadi, pembaca akan tahu… Rampungna.
Pada waktu menulis pentalogi Serial Penangsang pijakan saya adalah naskah Babad Tanah Jawi. Maka, apa dan siapa yang dikisahkan dalam naskah Babad Tanah Jawi itu saya lacak jejaknya. Hingga datanglah saya ke Pajang, ke bekas kerajaan Joko Tingkir. Datang ke Demak, bekas Kesultanan Islam yang pertama didirikan para ulama. Datang ke Kalinyamat, Mantingan, dan Danaraja, bekas keraton, makam, dan pertapaan Ratu Kalinyamat. Lanjut ke bukit Prawoto, istana yang digunakan Sultan Demak kala musim hujan. Juga tempat Sunan Mukmi kemudian berdiam… Rampungna.
“Kalau ada buku yang ingin kamu baca, tapi kamu tidak menemukannya, maka kamulah yang harus menuliskannya.” Begitulah ungkapan yang pernah saya dengar. Begitu pula yang kemudian saya lakukan dengan Babad Banyumas. Karena hampir 5 tahun tidak menemukan buku Babad Banyumas, maka begitu menemukan saya langsung menerjemahkannya. Sepanjang 5 tahun itu, saya hanya menemukan buku-buku saduran dari Babad Banyumas. Buku-buku cetakan lama, yang tentu saja sudah tidak bisa ditemukan di toko buku. Saya dapatkan dari toko buku loak di lapak online.… Rampungna.
Setahu saya, pengarang sangat menghindari pengulangan kata dalam setiap kalimat yang ditulisnya. Juga sangat menghindari pengulangan kalimat dalam paragraf yang dituliskan dalam satu alineanya. Apalagi para pujangga, penulis tembang Jawa, para pengarang jaman dulu yang harus tunduk pada aturan lagu macapat. Taat pada guru gatra, guru wilangan dan guru lagu-nya. Patuh pada jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata tiap baris, dan akhir kalimat dengan vokal pasti. Maka, ketika saya membaca buku salinan Tedakan Serat Babad Banyumas yang diberi judul… Rampungna.
Bahagia saya tidak terkira. Babad Banyumas sudah punya dua naskahnya. Walau hanya kopiannya saja. Meski hanya edisi latin Jawanya saja, bukan yang edisi asli yang huruf Jawa. Saya merasa bangga mendapat buku Babad Banyumas salinan, ‘Tedakan Serat Babad Banyumas Natahamijaya’. Nasakah salinan dari buku ‘Serat Babad Banyumas Mertadiredjan’. Dulunya disalin oleh Raden Natahamijaya, Carik Jaksa Magetan, yang kemudian dilatinkan. Konon, naskah ‘Serat Babad Banyumas Mertadiredjan’ adalah satu-satunya naskah Babad Banyumas yang memuat silsilah sejarah kiri. Silsilah sejak dari Nabi Adam… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang ketampanan Raden Katuhu, Serat Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang pertemuan Raden Katuhu dengan raja Majapahit. Raden Katuhu adalah anak pertama Raden Baribin. Raden Baribin adalah adik raja Majapahit. Maka, pertemuan Katuhu dengan raja Majapahit adalah pertemuan antara keponakan dengan pamannya. Pada jaman dulu, raja Majapahit pernah mengusir Raden Baribin. Maka, kedatangan sang anak sangat membuat haru raja Mapahit, yang telah menyadari kekeliruannya. Sang raja merasa bersalah karena telah mengusir sang adik yang tidak punya kesalahan. Sebagai tanda… Rampungna.
Setelah memiliki Babad Banyumas pertama saya kemudian menemukan yang kedua. Suatu hari saya melihat buku Babad Banyumas dijual di lapak online Facebook. Saya pun langsung berbinar ingin membelinya. Namun sial adalah kurang beruntung, atau keberuntungan yang tidak beruntung, karena ternyata buku itu sudah terjual. Sudah dibeli orang. Saya terlambat melihat. Namun dengan nafsu ingin memiliki, saya kirim pesan mesenger ke penjualnya. Intinya merayu agar disampaikan pada yang sudah membelinya, bahwa saya butuh banget buku itu, biar mengijinkan saya yang membelinya.… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang kesaktian Raden Katuhu, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang ketampanannya. Kabar bahwa Adipati Wirasaba telah mengangkat anak menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Semua rakyat membicarakannya. Terutama tentang ketampanannya. Ketampanan yang membuat semua perempuan terpesona. Dikisahkan, bukan hanya para gadis saja yang terpana melihatnya. Bahkan semua perempuan, baik yang sudah menikah ataupun janda, semua mengaguminya. Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini. Sengaja tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa… Rampungna.
Waktu itu saya mau menggelar acara pelatihan guru ngaji. Sebuah acara rutin dari Bale Cahaya, lembaga pembelajaran quran yang saya dirikan bersama Bale Pustaka. Biar tidak repot mikir menyiapkan makan, kami cari rumah makan sebagai tempat pelatihan. Akhirnya ditentukanlah tempatnya. Sebuah rumah makan bergaya klasik kolonial, sebuah bangunan tua di belakang gedung Kabupaten Banyumas, di Purwokerto. Tempatnya kecil, namun nyaman, ruangan training muat menampung 50 orang. Pada waktu memesan tempat, di dekat pintu masuk saya melihat sebuah rak buku. Sebagai… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang siapa sosok Raden Baribin, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang anak-anaknya. Bahwa dari pernikahannya dengan adik raja Pajajaran Prabu Silih Wangi yang bernama Ratna Pamekas, Raden Baribin mempunyai empat orang anak. Anak yang pertama bernama Raden Katuhu. Anak yang kedua bernama Raden Banyak Sasra. Anak yang ketiga bernama Raden Banyak Kumara. Anak yang keempat bernama Rara Ngaisah. Dalam “Serat Babad Banyumas” nama Raden Katuhu disebut dengan Kaduhu. Bukan mengggunakan huruf Jawa “ta”, melaikan “da”. Namun, karena dalam… Rampungna.
Sewaktu masih di Solo saya asyik membaca Babad Tanah Jawi. Karena penulisan novel pentalogi Penangsang pijakannya adalah Babad Tanah Jawi. Hanya saja saya balikkan penceritaannya dengan data yang saya dapatkan dari keluarga Penangsang, ditambah penafsiran saya atas bacaan naskah-naskah lama. Setelah pulang kampung ke Banyumas, saya ingin membaca babad tanah kelahiran saya. Maka saya pun mencari ke orang-orang yang dalam pandangan saya memiliki naskahnya. Suatu kali, saya mendatangi penulis yang beberapa bukunya mengulas sejarah Banyumas. Saya menemuinya karena dalam daftar… Rampungna.
Pendapa itu bukan bangunan aslinya. Hanya tiruannya saja. Maka orang pun menyebutnya pendapa duplikat. Bangunan aslinya sudah dipindah ke kota Purwokerto pada tahun 1937. Ketika Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purwokerto bergabung. Namun, warga Banyumas masih meyakini bangunan tiruan itu sebagai Pendapa Sipanji. Lengkap dengan kekeramatannya. Pendapa Sipanji dianggap keramat, salah satunya ketika terjadi Blabur Banyumas pada tahun 1861. Pada waktu itu, kota Banyumas tenggelam dalam banjir besar setinggi 4 meter. Sungai Serayu meluap selama tiga hari, sejak tanggal 21 sampai… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang siapa sosok Raden Putra atau Raden Baribin, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang pelariannya. Bahwa setelah diusir dari Majapahit oleh kakaknya, Raja Majapahit Prabu Ardiwijaya, Raden Baribin pun keluar dari kerajaan, meninggalkan keluarganya. Perjalanan itu melewati tempat-tempat yang kelak menjadi tempat bagi anak-anak Raden Putra bermukim. Tempat pertama yang disinggahi adalah desa Kaleng. Kemudian desa Ngayah. Lalu desa Kejawar. Selanjutnya Pasirluhur. Terakhir adalah Pajajaran. Dikisahkan, Raden Baribin akhirnya menetap di Pajajaran. Bahkan diangkat menjadi bangsawan, serta dinikahkan… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang Kerajaan Majapahit dan Kadipaten Wirasaba, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang sosok Raden Putra. Raden Putra adalah adik Raja Majapahit, Prabu Ardiwijaya. Dalam naskah “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” Raden Putra disebut dengan nama Raden Baribin. Pengisahan Raden Putra setelah menceritakan tentang Majapahit dan Wirasaba, tentu karena ada benang merahnya. Karena kemudian, keturunan Raden Putra lah yang menjadi Adipati Wirasaba. Bahwa Raden Putra sebagai keturunan Majapahit kemudian menurunkan para adipati Wirasaba. Bahwa anak Raden Putra, yaitu Raden Kaduhu, kemudian… Rampungna.
Jalan itu bernama Jalan Adipati Mrapat. Tentu saja diambil dari nama pendiri Banyumas. Karena ibu kota Banyumas lama berada pada lintasan jalan itu. Adipati Mrapat sangat dikenal oleh warga Banyumas, terutama generasi tuanya. Namun tidak tahu apakah generasi milenial dan zilenial tahu mengapa jalan itu bernama Adipati Mrapat. Selain karena makin hilangnya ingatan sejarah warganya, jalan itu pun hanya sebuah jalur kecil. Bukan jalan di tengah kota Banyumas yang ramai. Hanya jalan kampung di dusun Karangturi, desa Pakunden, kecamatan Banyumas.… Rampungna.
Petunjuk utama adalah pohon Tembaga. Petunjuk tentang tempat di mana Adipati Mrapat harus mendirikan ibu kota Kabupaten Banyumas. “Yen sirarsa widada, ing kawibawanireku, amengkoni Wirasaba, sira ngaliha nagari, saking bumi Wirasaba, sira manggona ing kulon, ing tanah bumi Kejawar, prenah lor kulonira, sira tetruka neng ngriku, unggyaning wreksa Tembaga.” “Kalau kamu ingin sejahtera dan lestari berwibawa memimpin Kadipaten Wirasaba, kamu pindahkan pusat pemerintahan dari Wirasaba ke tempat sebelah barat di wilayah desa Kejawar, tepatnya pada arah barat laut. Bukalah tempat… Rampungna.
“Serat Babad Banyumas” menceritakan tentang keberadaan sebuah kadipaten bernama Wirasaba. Dengan pendirinya bernama Raden Paguwan yang kemudian bergelar Adipati Wira Hudaya. Karena usia tua, Adipati pertama Wirasaba itu kemudian mengundurkan diri. Kedudukannya digantikan oleh anaknya, Raden Urang. Raja Majapahit memberinya gelar Adipati Kaurang, sebagai Adipati Wirasaba kedua. Selanjutkan, kepemimpinan Wirasaba dilanjutkan oleh anak Adipati Kaurang yang bernama Raden Bagus Rawin. Bergelar Adipati Paguwan III menjadi Adipati Wirasaba ketiga. Namun, urutan adipati Wirasaba tersebut berbeda dengan yang selama ini diketahui masyarakat.… Rampungna.
Awal mula Kabupaten Banyumas berasal dari kadipaten bernama Wirasaba. Karena dari Wirasaba lah kemudian beralih menjadi kadipaten baru bernama Banyumas. Setelah mengisahkan tentang Prabu Brawijaya sebagai raja Majapahit, Serat Babad Banyumas melanjutkan penuturannya dengan keberadaan Kadipaten Wirasaba. Dicatat dalam babad, Wirasaba adalah sebuah kadipaten bawahan kerajaan Majapahit. Dan, sebagai tanda ketundukan serta ketaatan, setiap tahun Wirasaba harus mengirimkan upetinya ke Majapahit. Bulan untuk mengirimkan upeti adalah bulan Sapar. Maka, pada suatu ketika ketika bulan Sapar tiba, Adipati Wirasaba pertama, yaitu… Rampungna.
Saya menulis novel panjang Penangsang bermula dari kenangan masa kecil. Ketika kelas 4 SD setiap malam melihat pentas ketoprak tobong di desa saya. Dari panggung ketoprak itulah saya mengenal sosok Penangsang, berikut kisah yang membelitnya, terutama perseteruannya dengan Joko Tingkir. Tidak disangka, penasaran yang dibawa dari masa kecil itu kemudian melahirkan novel sepanjang lima jilid. Lima novel setebal bantal, karena setiap jilidnya 600-800 halaman. Bahkan tidak terasa juga, ternyata proses mencari jawaban atas penasaran masa kecil itu juga memakan waktu… Rampungna.
“Katjarijos Ki Dipati Marapat boten kersa dedalem ing Wirasaba. Kersanipoen bade dedalem ing pasiten telatah doesoen Kedjawar. Wonten ing pinggiripoen kidul lepen Serajoe, kaprenah saeler kilenipoen doesoen Kejjawar. Kaleres wetanipoen celak kaliyan tempoeripun lepen Pasinggangan lan lepen Banjoemas.” “Dikisahkan Adipati Mrapat tidak mau bertempat tinggal di Wirasaba. Berkeinginan membangun tempat yang baru di wilayah desa Kejawar. Berada di pinggir selatan Sungai Serayu, di sebelah barat laut desa Kejawar. Tepat di sebelah timurnya adalah pertemuan Sungai Pasinggangan dan Sungai Banyumas.” Begitulah… Rampungna.
Kisah tragis Sabtu Pahing di Bale Malang menjadi cerita awal mula ketertarikan saya pada Babad Banyumas. Cerita berdarah itulah yang menjadi sebab berdirinya Banyumas. Dari panggung ketoprak saya pertama mengetahuinya. Dikisahkan Sultan Pajang, Joko Tingkir, meminta pada adipati bawahannya mengirimkan putrinya untuk dijadikan penari istana. Sebuah permintaan raja yang menjadi kebanggan bagi para bawahannya. Karena dengan menjadi penari adalah awal mula menjadi pelayan raja, yang bisa berakhir menjadi selir raja. Dengan menjadi selir maka akan menjadi kerabat kerajaan. Selanjutnya akan… Rampungna.
Sebagai Adipati Wirasaba, Raden Jaka Kaiman bergelar Adipati Warga Utama II. Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat. Karena dengan berbesar hati telah membagi empat (mara papat) wilayah Wirasaba. Keberaniannya dalam mengambil keputusan di saat yang sulit serta niat yang luhur mulia, memindah ibu kota Wirasaba ke Banyumas, membuat namanya harum sepanjang masa. Bagaimanakah kisah berdirinya Kabupaten Banyumas? Bacalah kisah sejarah yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Adipati Mrapat Ukuran Buku: 18 X 25 cm (B5) Tebal… Rampungna.
Setelah mengisahkan keturunan Raja Pajajaran, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang keturunan Raja Majapahit. Bermula dari Raja Pajajaran yang mempunyai anak bernama Jaka Suruh, yang kemudian menjadi Raja Majapahit bergelar Prabu Brawijaya. Dikisahkan, Prabu Brawijaya mempunyai anak bernama Raden Brakumara. Sang anak kemudian menggantikan menjadi Raja Majapahit. Raja Majapahit Prabu Brakumara mempunyai dua orang anak. Anak yang bertama bernama Raden Ardiwijaya. Sedangkan anak kedua bernama Raden Putra. Raden Ardiwijaya lah yang kemudian menggantikan sang ayah menjadi Raja Majapahit dengan gelar… Rampungna.
Raden Jaka Kaiman adalah pendiri Kabupaten Banyumas. Namun, tidak banyak yang mengetahui kisah hidupnya.Sebagai anak yatim piatu keturunan bangsawan Majapahit dan Pajaran. Hidup menumpang menjadi penggembala kerbau. Kemudian diasuh tukang pembuat warangka keris. Sampai menjadi pelayan di Kadipaten Wirasaba.Kisah hidup yang seru sekaligus mengharukan. Kisah yang sangat menginspirasi kita semua.Bacalah kisah sarat perjuangan mengharukan yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Abdi WirasabaUkuran Buku: 18 X 25 cm (B5)Tebal : 90 HalamanKertas : HVS 70 GramJilid : Hard Cover… Rampungna.
Patih Kerajaan Bonokeling diperintahkan rajanya, Raja Keling, untuk membunuh Raja Majapahit. Akan tetapi, berkat besarnya kewibawaan sang raja, Patih Tolih justru berhasil ditangkap dan dipenjara.Suatu ketika Raja Majapahit menggelar sayembara. Karena memenangkan sayembara tersebut, Patih Tolih bisa lepas hukuman dan kembali hidup bebas.Sayembara apakah yang telah digelar sang raja? Dengan cara apakah Patih Tolih memenangkannya?Bacalah kisah seru yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Sayembara RajaUkuran Buku: 18 X 25 cm (B5)Tebal : 84 HalamanKertas : HVS 70 GramJilid… Rampungna.
Kok bisa habis nulis novel Penangsang kemudian belok ke Babad Banyumas? Padahal novel Penangsang setting-nya pusat kekuasan Jawa, dari Demak sampai Pajang, sesuatu yang saya suka pelajari konfliknya. Sementara Babad Banyumas hanyalah kisah dari pinggiran, yang konfliknya tidak akan mempengaruhi kekuasaan di Jawa. Kisah Penangsang juga jelas berlatar belakang Islam Jawa, sesuatu yang membuat saya tertarik menuliskannya. Babad Banyumas belum jelas latarnya apa. Beda dengan Babad Pasirluhur, meski sama-sama dari wilayah Banyumas, tapi jelas islamnya, karena ada kaitan dengan Demak… Rampungna.
Serial Dongeng Babad Banyumas. Babad adalah kumpulan cerita-cerita dongeng. Dikisahkan secara turun temurun hingga menjadi legenda. Namun sekarang cerita-cerita babad telah hilang dari ingatan masyarakat, karena tidak ada lagi yang mengisahkannya. Padahal dengan mendongengkan babad, pewarisan sejarah leluhur terbukti terjaga selama beberapa generasi. Buku “Wayang Dongeng” adalah usaha mengembalikan cerita-cerita Babad Banyumas menjadi ingatan masyarakat. Dengan peraga wayang sebagai alat mendongeng semoga penyampaian kisah menjadi semakin menarik. Cocok dipakai para pendongeng sebagai alat peraga mendongeng. Judul Buku: Wayang Dongeng Ukuran… Rampungna.
Wirasaba merupakan kadipaten yang menjadi bawahan Kerajaan Majapahit. Adipati pertamanya bernama Raden Paguwan yang kemudian bergelar Adipati Wira Hudaya. Adipati Wira Hudaya lah yang menurunkan bangsawan Wirasaba yang kelak menjadi awal mula berdirinya kabupaten baru bernama Banyumas. Apa kaitan antara Wirasaba dengan Banyumas? Apa hubungan dengan Restu Majapahit?Bacalah kisah seru yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Restu MajapahitUkuran Buku: 18 X 25 cm (B5)Tebal : 134 HalamanKertas : HVS 70 GramJilid : Hard Cover EkslusifHarga : Rp. 125.000… Rampungna.
Serial Bacaan Babad Banyumas untuk anak. Tembagan adalah sebuah nama tempat tumbuhnya pohon Tembaga yang sangat bersejarah. Karena di tempat itulah, dulu kala Raden Jaka Kaiman pertama kali mendirikan kota Kabupaten Banyumas. Raden Jaka Kaiman mendapat perintah untuk memindah Kabupaten Wirasaba ke arah barat, di tempat tumbuhnya pohon Tembaga. Bagaimana kisah berdirinya Kabupaten Banyumas? Bacalah kisah seru yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Tembagan, Berdirinya Kabupaten ini Banyumas Penulis : NasSirun PurwOkartun Ukuran Buku: 18 X 25 cm… Rampungna.
Setelah mengisahkan Nabi Adam dan Prabu Jayabaya, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang para penguasa Tanah Jawa. Bermula dari Raja Jenggala yang kemudian menurunkan raja-raja Galuh di kerajaan Pajajaran. Bahwa dari sosok legendaris Raden Panji Asmarabangun, kemudian menurunkan Raden Laleyan. Dari Raden Laleyan inilah kisah bermula. Karena sebuah bencana membuatnya harus pindah kekuasaan. Maka, di Galuhlah ia melanjutkan kekuasaan dengan menjadi menantu Raja Galuh. Dari Kerajaan Galuh mala lahirlah Munding Sari. Dari Munding Sari lahirlah Munding Wangi. Kemudian dari Munding… Rampungna.
Gajahendra, Keris Pusaka Banyumas Serial Bacaan Babad Banyumas untuk anak. Kyai Gajahendra adalah pusaka Kabupaten Banyumas. Sebuah keris utama yang menjadi milik Raden Jaka Kaiman. Namun, tidak banyak yang mengetahui kisah dan asal usulnya. Buku cerita ini mengisahkan juga tokoh yang pertama memilikinya. Seorang patih yang kemudian bertaubat dari kesalahannya karena ingin membunuh Raja Majapahit. Kisah perjalanannya mengendarai burung Garuda sungguh sebuah kisah yang mendebarkan. Bacalah cerita petualangan yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Gajahendra, Keris Pusaka Banyumas… Rampungna.
Serial Bacaan Babad Banyumas untuk anak. Awal mula Kabupaten Banyumas berasal dari sebuah kadipaten bernama Wirasaba. Pendiri Wirasaba adalah Raden Paguwan yang kemudian bergelar Adipati Wira Hudaya. Anak cucunya bergantian menjadi Adipati Wirasaba. Buku cerita ini mengisahkan semua hal itu. Termasuk dua tokoh yang menjadi leluhur Banyumas, yaitu Raden Baribin dan Raden Katuhu. Bacalah kisah petualangan yang diambil dari Babad Banyumas ini. Judul Buku: Wirasaba, Awal Mula Banyumas Penulis : NasSirun PurwOkartun Ukuran Buku: 18 X 25 cm (B5) Tebal… Rampungna.
Sebagaimana layaknya babad, dalam Babad Banyumas tentu ada kisah, ada cerita, ada peristiwa. Babad adalah buku sejarah tradisional. Namun, dari cerita di dalam babad-lah kisah sejarah menjadi menyebar di tengah masyarakat. Tersebar luas menjadi cerita tutur rakyat. Membumi menjadi kisah yang lebih diingat dan dikenang daripada sekadar sebagai bacaan. Dalam Babad Banyumas cerita tutur yang tercatat di antaranya adalah tentang asal-usul leluhur dinasti Banyumas. Sebuah kisah panjang yang menjadi dongeng keluarga. Bahkan menjadi dongeng masyarakat Banyumas, menjadi pengantar tidur dari… Rampungna.
Setelah mengisahkan keturunan Nabi Adam, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang awal mula manusia di bumi. Bermula dari Raden Manongsa yang turun ke bumi, kemudian turun temurun, sampai lahirlah Raden Parikesit. Dari Parikesit lahirlah Prabu Gendrayana. Nah, dari Prabu Gendrayana inilah kemudian lahir Prabu Jayabaya. Sosok legendaris dan sangat terkenal di Jawa sampai hari ini. Raja Kerajaan Daha yang melahirkan para penguasa Tanah Jawa. Dari keturunannya yang bernama Kalawisesa, lahir Prabu Dewata Cengkar yang menjadi Raja Medang Kamulan. Kemudian dari… Rampungna.
Ibu kota Banyumas baru yang dibangun Tumenggung Yudanegara II berada pada sebuah situs lama peninggalan Kabupaten Selarong. Konon tempat itu pada jaman dulunya adalah sebuah puncak dari gunung purba di bawah laut. Setelah tidak aktif lagi kemudian mengeluarkan mata air legendaris yang menjadi awal mula munculnya nama Banyumas. Peninggalan bersejarah tersebut sampai sekarang disebut sebagai Sumur Mas. Babad Banyumas Wirjaatmadjan menyebut tempat tersebut dengan nama Geger Duren, sebuah ladang padi gunung. Wilayah perbukitan yang dilingkari oleh Sungai Serayu di sebelah… Rampungna.
Setelah mendapatkan buku Babad Banyumas, baik yang versi tembang (puisi) maupun versi gancaran (prosa), saya kemudian terpikir menerjemahkannya. Babad Banyumas ditulis dalam huruf Jawa, sementara generasi muda sekarang sudah tidak bisa baca aksara Jawa. Bahkan mereka pun sudah kurang akrab dengan kosa kata bahasa Jawa. Maka kalaupun mereka mendapatkan buku Babad Banyumas, bisa dipastikan akan kesulitan membacanya. Mereka tak akan mampu menangkap maksudnya. Apalagi babad yang dalam bentuk tembang macapat. Lebih sulit lagi memahami isinya. Dengan pertimbangan itulah, saya kemudian… Rampungna.
Babad Banyumas bukan hanya kumpulan kisah. Bagi NasSirun PurwOkartun, budayawan Banyumas, Babad Banyumas juga sehimpun hikmah. Bila naskah Babad Banyumas dipahami sebagai kumpulan kisah, maka yang didapat pembaca hanya cerita-cerita saja. Namun apabila dimaknai sebagai himpunan hikmah, maka pembaca mendapatkan banyak pencerahan setelah membaca kisahnya. Dengan pandangan itulah, NasSirun PurwOkartun kemudian menyusun “Serial Babad Banyumas”. Sebuah karya berupa 50 judul buku bacaan untuk seluruh lapisan usia, dari belia sampai manula. Pemimpin Rumah Budaya “Bale Pustaka” itu ingin menjadikan Babad Banyumas… Rampungna.
Dalam rangka memperingati hari jadi Kabupaten Banyumas yang ke 451, pada bulan Februari 2022 ini, budayawan Banyumas, NasSirun PurwOkartun, akan meluncurkan 22 buku Serial Bacaan Babad Banyumas. Sebelumnya, pada tahun 2021, NasSirun juga sudah meluncurkan 9 buku Serial Rujukan Babad Banyumas, yang bersumber pada naskah Babad Banyumas Mertadiredjan dan Babad Banyumas Wirjaatmadjan. Hari jadi Banyumas taun ini yang bertepatan dengan angka cantik 22-2-22 akan dirayakan dengan mengundang 22 generasi muda untuk membahasnya. Mereka akan diajak mengenali dan membahas Babad Banyumas,… Rampungna.
“Babad Banyumas Mertadiredjan” mengawali penuturannya dengan mencatat silsilah dinasti Banyumas yang berujung pada Nabi Adam. Bahwa dari Nabi Adam menurunkan banyak nabi dan dewa, salah satunya adalah Nabi Sis dan Sang Hyang Sis. Keturunan Sang Hyang Sis lah yang kemudian menjadi penguasa Tanah Jawa. Turun temurun, berlanjut terus hingga akhirnya ke dinasti Banyumas. Kisah dalam “Babad Banyumas Mertadiredjan” ditulis dalam bentuk tembang Macapat. Dan tembang pembukanya adalah Dhandhanggula. “Ing sarkara kang sinawung gendhing, sujarahe kang para narendra, Nusa Jawa sadayane,… Rampungna.
Sudah lama Sungai Banyumas hilang. Hilang secara fisik, tidak ada lagi bekasnya. Hilang secara ingatan, sudah banyak yang melupakan. Padahal, keistimewaan kota Banyumas karena keberadaan sungai itu. Sejarah kota Banyumas berbeda dengan kota yang lain. Biasanya nama kota berasal dari sebuah desa yang kemudian berkembang menjadi kota. Sementara di kota Banyumas justru tidak ditemukan desa Banyumas yang menjadi asal muasalnya. Di kota tua tersebut kita hanya menemukan 4 desa yang sering dianggap orang sebagai Banyumas. Yaitu desa Kedunguter, Sudagaran, Kejawar,… Rampungna.
Babad Banyumas adalah babad yang kaya naskahnya. Konon, sampai tahun 2010, sudah ditemukan 101 naskah dengan 65 versi. Jumlah 101 teks naskah itu meliputi 43 teks naskah, 38 teks ketikan, dan 20 teks cetakan. Sementara 65 versinya terdiri dari 56 versi gancaran (prosa) dan 9 versi tembang (puisi). Begitu hasil penelitian pengkaji Babad Banyumas, Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M. Hum., ketika terakhir saya diskusi dengannya setahun silam, 2021. Namun saat itu saya belum sempat menanyakan dan mencatat detil dari 65… Rampungna.
“Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah satu-satunya naskah Babad Banyumas yang memuat sejarah kiri. Yakni silsilah sejak Nabi Adam sampai leluhur dinasti Wirasaba dan Banyumas. Menceritakan secara lebih utuh tentang leluhur Banyumas, sejak jaman Kerajaan Majapahit hingga Pajajaran, meliputi kisah Raden Baribin, Raden Katuhu, hingga Raden Jaka Kaiman. Menuturkan perjalanan sejarah Banyumas dari jaman Kerajaan Jenggala, Majapahit, Demak, Pajang, hingga Mataram. Juga kisah berdirinya Banyumas dan berkuasanya pemerintah Kolinial Belanda dan juga Inggris. Kisah tragis Adipati Warga Utama yang naas dikisahkan dengan… Rampungna.
Ada banyak naskah Babad Banyumas, namun saya hanya menerjemahkan dua naskah saja. Babad Banyumas Mertadiredjan dan Babad Banyumas Wirjaatmadjan. Menurut saya, untuk masyarakat awam membaca dua babad itu sudah cukup mewakili. Kedua babad tersebut seolah saling melengkapi. Babad Banyumas Mertadiredjan berbentuk tembang atau puisi, sementara Babad Banyumas Wirjaatmadjan berbentuk gancaran atau prosa. Babad Banyumas Mertadiredjan mengisahkan leluhur Banyumas dari Nabi Adam sampai keturunan Bupati Banyumas. Babad Banyumas Wirjaatmadjan mengisahkan keadaan Banyumas sejak masa penjajahan Belanda hingga menjelang Indonesia merdeka. Setelah… Rampungna.
“Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah salah satu versi naskah Babad Banyumas. Disebut “Babad Banyumas Mertadiredjan” karena naskah aslinya milik Adipati Mertadiredja I, Wedana Bupati Kanoman Banyumas, yang kemungkinan ditulis pada masa pemerintahannya, kisaran tahun 1816 sampai 1824. Naskah itu kemudian diwariskan pada cucunya, Adipati Mertadiredja III, yang menjadi Bupati Banyumas, memerintah pada tahun 1879 sampai 1913. Pada masa akhir pemerintahannya, kisaran tahun 1904, naskah tersebut disalin oleh Carik Jaksa Mageran, Raden Natahamijaya, atas perintah Asisten Residen Magetan, J. Knebel. Karya… Rampungna.
Seperti melanjutkan “Babad Banyumas Mertadiredjan”, buku “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” lebih banyak mengisahkan sejarah Banyumas pada jaman penjajahan Kolonial Belanda dan Inggris. Selain menceritakan Kabupaten Banyumas juga menuturkan peristiwa yang terjadi di seluruh Karesidenan Banyumas, yakni Kabupaten Purwokerto, Sokaraja, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, Kebumen, dan Karanganyar. Sebagai buku sejarah, “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” mencatat seluruh kemajuan yang terjadi secara detail. Mulai dari awal mula adanya kendaraan bermotor, mobil, jalan raya, rumah sakit, irigasi, jalur kereta api, lumbung desa, bank, pegadaian, sekolahan, pasar, dan… Rampungna.
Setelah menerjemahkan “Babad Banyumas Mertadiredjan”, saya berziarah ke makam Kebutuh di Sokaraja dan makam Kalibogor di Purwokerto. Di makam Kebutuh, selain mendapati makam Adipati Mertadiredja I, saya juga mendapati makam Dokter Angka. Tokoh pendiri Boedi Oetomo, trah bangsawan Banyumas, cucu Patih Banyumas. Patih Banyumas yang bernama Raden Santadiredja adalah ipar Adipati Mertadiredja I. Istri Adipati Mertadiredja I adalah adik perempuan Raden Santadiredja. Sesama putra bupati Banjarnegara, Dipadiningrat. Ibu Dokter Angka adalah anak perempuan Patih Santadiredja. Bahkan sejak kecil Dokter Angka… Rampungna.
“Serat Babad Banyumas Wirjaatmadjan” adalah salah satu naskah Babad Banyumas. Disebut “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” karena ditulis oleh Raden Wirjaatmadja, Patih Purwokerto. Penulisannya berdasar perintah Asisten Residen Purwokerto, Wolff van Westerode, pada tanggal 25 Oktober 1898. Namun, dalam perkembangannya, pada bulan Pebruari 1921, naskah tersebut kemudian dilanjutkan oleh pensiunan Patih Banyumas, Raden Poerwasoepradja. Dalam catatannya, Patih Poerwasoepradja memberi nama “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” sebagai babad baku. Sebuah babad yang kemudian menjadi rujukan bagi siapa saja yang ingin mengetahui sejarah Banyumas. Bahkan menjadi… Rampungna.
Konon, Babad Banyumas banyak sekali naskahnya. Namun anehnya, tak satupun buku Babad Banyumas yang bisa didapatkan masyarakat sebagai bacaan. Baik di sekolah, di kampus, ataupun di perpustakaan-perpustakaan. Padahal, Babad Banyumas adalah sumber rujukan utama bagi siapa saja yang ingin mengetahui sejarah yang terjadi di Banyumas. Dengan membaca Babad Banyumas masyarakat menjadi tahu sejarah tanah kelahirannya yang ternyata banyak menyimpan jejak hikmah. Kisah yang membentang sejak jaman Kerajaan Panjalu, Jenggala, Kediri, Pajajaran, Majapahit, Demak, Pajang, hingga Mataram. Berlanjut hingga jaman penjajahan… Rampungna.
Masjid Agung Nur Sulaiman adalah masjid kebanggaan Kabupaten Banyumas. Dibangun pada masa pemerintahan Bupati Banyumas ke-7, Tumenggung Yudanegara II (1727-1743). Setelah memindah ibu kota dari Banyumas lama, sang bupati membangun ibu kota yang baru dengan mendirikan dua bangunan utama, yaitu pendapa dan masjid. Pendapa kabupatennya diberi nama Sipanji. Diambil dari nama anaknya, Raden Panji Gandakusuma. Sedangkan masjid kabupatennya tidak diberi nama. Dalam Babad Banyumas tidak disebutkan kapan pastinya Masjid Kabupaten Banyumas dibangun. Namun, dalam tradisi keraton Jawa, setelah raja membangun… Rampungna.
Serial Dongeng Babad Banyumas untuk Mahasiswa. Rampungna.
Serial Dongeng Babad Banyumas untuk Mahasiswa Rampungna.
Serial Dongeng Babad Banyumas untuk Mahasiswa Rampungna.
Serial Bacaan Babad Banyumas untuk Siswa SD Kelas 1 - 3. Rampungna.
Serial Bacaan Babad Banyumas untuk Siswa SD Kelas 1 - 3. Rampungna.
Serial Bacaan Babad Banyumas untuk Siswa Kelas 1 - 3. Rampungna.
Awalnya, buku ini ditulis dan dirancang sebagai paket lanjutan bagi para pembaca Babad Banyumas. Agar yang sudah membaca babadnya mendapat wawasan baru dari kisah yang sudah dibacanya. Namun, setelah jadi, ternyata bisa juga dibaca oleh mereka yang belum membaca Babad Banyumas. Justru dengan membaca lebih dulu Serial Berburu Babad Banyumas ini bisa menjadi pengantar pengetahuan untuk bekal membaca Babad Banyumas yang banyak nama dan peristiwa. Pada jilid keempat yang berjudul “Jejak Sejarah Trah Banyumas” ini, menceritakan perburuan terkait keturunan Raden… Rampungna.
Awalnya, buku ini ditulis dan dirancang sebagai paket lanjutan bagi para pembaca Babad Banyumas. Agar yang sudah membaca babadnya mendapat wawasan baru dari kisah yang sudah dibacanya. Namun, setelah jadi, ternyata bisa juga dibaca oleh mereka yang belum membaca Babad Banyumas. Justru dengan membaca lebih dulu Serial Berburu Babad Banyumas ini bisa menjadi pengantar pengetahuan untuk bekal membaca Babad Banyumas yang banyak nama dan peristiwa. Pada jilid ketiga yang berjudul “Dari Wirasaba Ke Banyumas” ini, menceritakan perburuan keberadaan Wirasaba di… Rampungna.
Awalnya, buku ini ditulis dan dirancang sebagai paket lanjutan bagi para pembaca Babad Banyumas. Agar yang sudah membaca babadnya mendapat wawasan baru dari kisah yang sudah dibacanya. Namun, setelah jadi, ternyata bisa juga dibaca oleh mereka yang belum membaca Babad Banyumas. Justru dengan membaca lebih dulu Serial Berburu Babad Banyumas ini bisa menjadi pengantar pengetahuan untuk bekal membaca Babad Banyumas yang banyak nama dan peristiwa. Pada jilid kelima yang berjudul “Kasepuhan Kanoman” ini, menceritakan perburuan tentang awal mula Banyumas dibagi… Rampungna.
Awalnya, buku ini ditulis dan dirancang sebagai paket lanjutan bagi para pembaca Babad Banyumas. Agar yang sudah membaca babadnya mendapat wawasan baru dari kisah yang sudah dibacanya. Namun, setelah jadi, ternyata bisa juga dibaca oleh mereka yang belum membaca Babad Banyumas. Justru dengan membaca lebih dulu Serial Berburu Babad Banyumas ini bisa menjadi pengantar pengetahuan untuk bekal membaca Babad Banyumas yang banyak nama dan peristiwa. Pada jilid kedua yang berjudul “Membidik Baribin Membedah Wirasaba” ini, menceritakan perburuan atas ketokohan Raden… Rampungna.
Awalnya, buku ini ditulis dan dirancang sebagai paket lanjutan bagi para pembaca Babad Banyumas. Agar yang sudah membaca babadnya mendapat wawasan baru dari kisah yang sudah dibacanya. Namun, setelah jadi, ternyata bisa juga dibaca oleh mereka yang belum membaca Babad Banyumas. Justru dengan membaca lebih dulu Serial Berburu Babad Banyumas ini bisa menjadi pengantar pengetahuan untuk bekal membaca Babad Banyumas yang banyak nama dan peristiwa. Pada jilid pertama yang berjudul “Ada Apa Dengan Babad Banyumas” ini, menceritakan perburuan mendapatkan naskah… Rampungna.
Segera Terbit Rampungna.
Segera Terbit Rampungna.
Segera Terbit Rampungna.
Segera Terbit Rampungna.
Segera Terbit Rampungna.
Pada masa dulu, pembacaan macapat menjadi jalan memasyarakatkan Babad Banyumas. Karena itulah, setelah menerbitkan buku “Babad Banyumas Mertadiredjan”, kami tergerak menerbitkan “Macapat Babad Banyumas”. Buku ini adalah pelatinan dari “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan”. Sebuah bacaan yang awalnya ditulis dalam aksara Jawa kemudian dialihbahasakan menjadi tulisan Latin.Maka ini adalah pengembangan dari buku “Babad Banyumas Mertadiredjan”. Bila dalam buku sebelumnya diterbitkan lengkap tulisan Latin dan terjemah Bahasa Indonesianya, buku ini hanya Latin Jawanya saja yang berbentuk tembang Macapat. Semoga dengan adanya buku… Rampungna.
Setelah terbit dua buku Babad Banyumas, yakni “Babad Banyumas Mertadiredjan” dan “Babad Banyumas Wirjaatmadjan”, kemudian Penerbit terpikir untuk menggabungkannya. Namun, bukan digabung dalam satu buku lengkap dengan Bahasa Jawanya. Melainkan hanya terjemah dalam Bahasa Indonesianya saja. Mengapa demikian? Karena tidak semua pembaca Babad Banyumas membutuhkan naskah Bahasa Jawanya. Sangat mungkin banyak pembaca yang hanya ingin mengetahui sejarah Banyumas saja. Jadi cukup membaca terjemahan Bahasa Indonesianya saja. Dengan membaca terjemahannya saja, membaca babad menjadi lebih mengasyikkan. Lebih ringan, tidak repot membaca… Rampungna.
Buku “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” adalah terjemahan dari naskah “Babag Banyumas” lengkap dengan naskah aslinya yang berupa gancaran (prosa). Sedangkan buku “Terjemah Naskah Babad Banyumas Wirjaatmadjan” ini hanya memuat terjemahan Bahasa Indonesianya saja. Tanpa naskah aslinya yang dalam Bahasa Jawa. Pada buku ini pembaca mendapatkan pengetahuan sejarah yang terjadi di Banyumas, sejak beridir hingga menjelang Indonesia merdeka. Berikut pergolakan yang terjadi, mulai dari Perang Mangkubumi yang mengharumkan Banyumas, hingga Perang Diponegoro yang mengakibatkan wilayah Banyumas menjadi jajahan Kolonial Belanda. Buku yang… Rampungna.
Buku “Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah terjemahan dari naskah “Serat Babad Banyumas” lengkap dengan naskah aslinya yang berupa tembang Macapat. Sedangkan buku “Terjemah Naskah Babad Banyumas Mertadiredjan” ini hanya memuat terjemahan Bahasa Indonesianya saja. Tanpa naskah aslinya yang dalam Bahasa Jawa. Pada buku ini pembaca seperti didongengi bermacam cerita rakyat yang sudah melegenda di Banyumas. Mulai dari kisah leluhur Banyumas sejak Raden Baribin hingga pendiri Banyumas, Raden Jaka Kaiman. Juga peristiwa sejarah sejak Kabupaten Banyumas berdiri hingga kedatangan Kolonial Belanda dan… Rampungna.
Selain “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” dalam bentuk tembang (puisi), ada juga naskah “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” yang ditulis dalam bentuk gancaran (prosa). Keduanya seolah saling melengkapi. Bila babad yang pertama berkisah tentang awal mula berdirinya Kabupaten Banyumas, yang kedua lebih banyak menuturkan tentang Banyumas pada masa Kolonial Belanda hingga menjelang merdeka. “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” ditulis oleh Raden Wirjaatmadja, Patih Purwokerto, atas perintah atasannya, Asisten Residen Purwokerto, Wolff van Vesterode, pada 25 Oktober 1898. Namun, pada Pebruari 1932, naskahnya dilanjutkan oleh pensiunan… Rampungna.
“Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah salah satu naskah Babad Banyumas yang selama ini dikenal masyarakat. Naskah milik Adipati Mertadiredja I, Wedana Bupati Kanoman Banyumas, yang ditulis kisaran tahun 1816-1824.Naskah itu kemudian menjadi milik cucunya, Adipati Mertadiredja III, yang menjadi Bupati Banumas tahun 1879-1913. Pada masa akhir pemerintahannya, sekitar tahun 1904, naskah itu disalin oleh Carik Jaksa Magetan, Raden Natahamijaya, atas perintah Asisten Residen Magetan, J. Knebel. Naskah salinan itu kemudian dikenal dengan nama “Tedhakan Serat Babad Banyumas”. Dalam perkembangannya, justru naskah… Rampungna.
“Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah salah satu naskah Babad Banyumas yang selama ini dikenal masyarakat. Naskah milik Adipati Mertadiredja I, Wedana Bupati Kanoman Banyumas, yang ditulis kisaran tahun 1816-1824. Naskah itu kemudian menjadi milik cucunya, Adipati Mertadiredja III, yang menjadi Bupati Banumas tahun 1879-1913. Pada masa akhir pemerintahannya, sekitar tahun 1904, naskah itu disalin oleh Carik Jaksa Magetan, Raden Natahamijaya, atas perintah Asisten Residen Magetan, J. Knebel. Naskah salinan itu kemudian dikenal dengan nama “Tedhakan Serat Babad Banyumas”. Dalam perkembangannya,… Rampungna.
Serial Plesiran Babad Banyumas, Dari Selarong Ke Banyumas. Rampungna.
Serial Plesiran Babad Banyumas, Dari Baribin ke Kyai Mranggi. Rampungna.
More