Kesultanan Demak dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

September 8, 2022 ·

Buku Serial Bacaan Babad Banyumas karya NasSirun PurwOkartun yang mengisahkan tentang Kadipaten Wirasaba yang sebelumnya menjadi bawaham Majapahit kemudian menjadi bawahan Kesultanan Demak.

Setelah mengisahkan tentang asal mula pusaka Macan Guguh, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang Kesultanan Demak.

Tentu kaitannya dengan Kadipaten Wirasaba. Kadipaten Wirasaba yang sebelumnya menjadi bawahan Majapahit, kemudian beralih menjadi bawahan Kesultanan Demak.

Apa yang terjadi dengan Wirasaba menjadi bawahan Demak?

Simak kisah yang kemudian menjadi sejarah baru bagi Wirasaba. Perubahan itu terjadi pada masa Wirasaba di bawah kepemimpinan Adipati Warga Utama.

Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini.

Sengaja tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa Jawanya. Agar pembaca lebih bisa menikmati Babad Banyumas sebagai buku bacaan.

Selamat membaca.

Dari Majapahit Ke Demak

Ilustrasi dalam buku Serial Bacaan Babad Banyumas karya NasSirun PurwOkartun yang mengisahkan tentang Kesultanan Demak yang didirikan oleh para ulama Wali Sanga.

Kejayaan Kerajaan Majapahit sudah berakhir

Kehendak Yang Kuasa selalu menentukan. Bahwa di Pulau Jawa nantinya agama Budha akan hilang, berganti dengan syariat Nabi, Rasul yang memiliki agama yang agung.

Kekuasaan beralih ke Kerajaan Demak. Yang menjadi maharaja di sana adalah putra Brawijaya, Raden Patah sang Sultan Demak. Para ulama menjadi penasehat kerajaan.

Sudah terkenal ke seluruh manca negara. Dengan berdirinya Kerajaan Demak, banyak kerajaan di sekelilingnya semua bergabung dan memeluk agama suci. Terkenal menjadi pembicaraan, sang raja yang bijaksana.

Sekarang yang dikisahkan adalah Kadipaten Wirasaba.

Adipati Warga Utama sudah mendengar kabar, bahwa Kerajaan Majapahit sekarang sudah tidak ada lagi. Berpindah ke Kerajaan Demak. Raden Patah menjadi rajanya. Sultan Demak menyejahterakan kerajaannya. Menyingkirkan agama Budha. Menyebarkan ajaran syariat Nabi. Para ulama yang mengajarkan.

Adipati Warga Utama bermaksud menghadap ke sana. Termasuk juga dengan Kyai Buwara.

Tidak diceritakan selama perjalanan, sampailah mereka di Kerajaan Demak. Sang Adipati menghadap Sultan.

Sang Sultan senang dan berkata, “Bersyukur, berbahagialah kamu sekarang bergantilah agama Islam.”

“Baiklah,” kata sang Adipati. “Memang begitulah maksud kami. Hamba punya sesepuh, namanya Kyai Buwara. Sekarang juga turut mengahadap Paduka. Apabila diperbolehkan beliau juga ingin belajar Islam.”

Sang sultan bahagia mendengarnya. Segera diajaklah Ki Ageng Buwara. Dibawa menuju ke masjid, diberinya pelajaran sampai selesai. Kemudian menghadap lagi pada sang raja. Kyai Buwara diberi wewenang menikahkan.

Sang Sultan pelan berkata, “Wahai Adipati Warga Utama, saya sangat berterimakasih. Kamu sudah saya ijinkan pulang. Hanya pesan dan perintah saya, seluruh rakyat yang ada di wilayahmu, di Kadipaten Wirasaba, ajaklah masuk Islam, jangan ada yang ketinggalan.”

Kyai Adipati bersiap menyanggupi .

“Wahai Paduka, saya punya saudara laki-laki hanya satu, yang bernama Suwarno, menetap di Panjer.”

Sang Sultan berkata wibawa, “Ajaklah masuk Islam saudaramu itu. Dan kamu angkatlah dia menjadi adipati di Panjer. Saya beri gelar Adipati Suwarno.”

Kyai Adipati sudah dijinkan pulang kembali ke Kadipaten Wirasaba .

Tidak diceritakan perjalannya, sampailah mereka di Kadipaten Wirasaba. 

Waktu itu sang adik, Suwarno, kebetulan sedang berkunjung ke Kadipaten Wirasaba.

Sang adipati bahagia hatinya. Lalu disampaikanlah perintah sang sultan.

Sangat berbahagia hatinya. Suwarno sudah diberinya pelajaran oleh penghulu Kyai Buwara tentang aturan agama suci.

Dan semua rakyat di dua kadipaten itu, Panjer dan Wirasaba, semua sudah merata, laki perempuan semua masuk agama Islam.

Dikisahkan, Kyai Adipati Warga Utama, anaknya yang pertama adalah perempuan, sudah menikah. Yang menjadi menantu adalah anak dari adiknya, yakni Adipati Toyareka, hingga masih terhitung ketemu saudara .

Namun sang putri tadi, selama menjalani pernikahan tidak mau melayani sang suami. Karena hatinya tidak ada rasa sama sekali.

Seluruh orang tua sudah menasehati. Namun sang putri tidak juga menuruti. Tetap merasa jauh dari suaminya. Seolah sudah tidak lagi bisa dilanjutkan baik-baik. Akhirnya diceraikan menurut hukum dan berpisah.

Sudah syah sesuai dengan hukum Islam. Bahwa sang putri sudah menikah, namun tidak bisa berlanjut, karena tidak punya rasa cinta. Dan perempuan boleh menolak. Diceraikan secara hukum.

Kategori:Babadan
SEUWISE

Bagus Mangun Menjadi Abdi Dalem Wirasaba dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang Kadipaten Wirasaba sebagai bawahan Kesultanan Demak, Babad Banyumas kemudian melanjutkan kisah tentang Bagus Mangun. Siapa Bagus Mangun? Ia adalah anak yatim piatu yang diasuh oleh keluarga bibinya, Nyai Mranggi. Sang bibi menikah dengan pembuat warangka keris, Kyai…
WACA
SEDURUNGE

Asal Mula Kyai Macan Guguh dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang asal mula keris pusaka Banyumas, Kanjeng Kyai Gajahendra, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang asal mula pusaka Kanjeng Kyai Macanguguh. Keris pusaka dinamakan Gajahendra karena bermula dari peristiwa terbunuhnya garuda Endra oleh Patih Gajahmada. Lantas penamaan pusaka Macan…
WACA
LIYANE

Tembagan, Berdirinya Kabupaten Banyumas

Serial Bacaan Babad Banyumas untuk anak. Tembagan adalah sebuah nama tempat tumbuhnya pohon Tembaga yang sangat bersejarah. Karena di tempat itulah, dulu kala Raden Jaka Kaiman pertama kali mendirikan kota Kabupaten Banyumas. Raden Jaka Kaiman mendapat perintah untuk memindah Kabupaten…
WACA
LIYANE

Babad Banyumas Wirjaatmadjan Banyumasan

Segera Terbit
WACA
LIYANE

Kesalahan Salinan Babad Banyumas

Bahagia saya tidak terkira. Babad Banyumas sudah punya dua naskahnya. Walau hanya kopiannya saja. Meski hanya edisi latin Jawanya saja, bukan yang edisi asli yang huruf Jawa. Saya merasa bangga mendapat buku Babad Banyumas salinan, ‘Tedakan Serat Babad Banyumas Natahamijaya’.…
WACA
LIYANE

Babad Pasirluhur dan Lahirnya Kota Purwokerto

Awalnya saya sudah menjaga diri untuk tidak tertarik membaca Babad Pasir. Karena saya orangnya gampang penasaran. Repotnya, kalau sudah penasaran maka sulit untuk tidak menelisik lebih jauh demi mencari jawaban. Dulu, tahun 2000, ketika saya masih di Solo, saya tertarik…
WACA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Babad Banyumas - Rujukan Utama Sejarah Banyumas.