Babad Banyumas Mertadiredjan

February 6, 2022 ·

Buku “Babad Banyumas Mertadiredjan” terjemahan NasSirun PurwOkartun terbitan Bale Pustaka, dengan latar belakang kopian dua naskah aslinya. Sebelah kiri adalah naskah tulisan tangan “Serat Babad Banyumas” koleksi keluarga Mertadiredjan, dan sebelah kanan adalah naskah tulisan tangan Raden Natahamijaya, “Tedhakan Serat Babad Banyumas”.

“Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah salah satu versi naskah Babad Banyumas.

Disebut “Babad Banyumas Mertadiredjan” karena naskah aslinya milik Adipati Mertadiredja I, Wedana Bupati Kanoman Banyumas, yang kemungkinan ditulis pada masa pemerintahannya, kisaran tahun 1816 sampai 1824.

Naskah itu kemudian diwariskan pada cucunya, Adipati Mertadiredja III, yang menjadi Bupati Banyumas, memerintah pada tahun 1879 sampai 1913.

Pada masa akhir pemerintahannya, kisaran tahun 1904, naskah tersebut disalin oleh Carik Jaksa Mageran, Raden Natahamijaya, atas perintah Asisten Residen Magetan, J. Knebel.

Karya salinan itu kemudian dikenal sebagai naskah “Tedhakan Serat Babad Banyumas” atau Salinan Serat Babad Banyumas. Dalam perkembangannya, naskah salinan itulah yang lebih dulu dikenal masyarakat luas, dibanding naskah aslinya.

Penerjemahan dan penerbitkan kembali naskah “Babad Banyumas Mertadiredjan” oleh Penerbit Bale Pustaka Cahaya diniatkan agar sejarah Banyumas bisa dibaca oleh seluruh masyarakat Banyumas secara luas.

Masyarakat Banyumas yang dimaksud bukan hanya warga Kabupaten Banyumas. Melainkan wilayah bekas bawahan Karesidenan Banyumas, meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Cilacap, dan Kebumen.

“Babad Banyumas Mertadiredjan” sudah diterjemahkan oleh budayawan Banyumas, NasSirun PurwOkartun, ke dalam Bahasa Indonesia agar lebih mudah dibaca. Terutama untuk generasi muda yang sudah kurang akrab dengan bahasa Jawa. Juga bagi mereka yang sudah asing dengan penuturan cerita lewat tembang Macapat.

Kategori:Mertadiredjan
SEUWISE

Adipati Mertadiredja I Pemilik Naskah Babad Banyumas Mertadiredjan

Ada banyak naskah Babad Banyumas, namun saya hanya menerjemahkan dua naskah saja. Babad Banyumas Mertadiredjan dan Babad Banyumas Wirjaatmadjan. Menurut saya, untuk masyarakat awam membaca dua babad itu sudah cukup mewakili. Kedua babad tersebut seolah saling melengkapi. Babad Banyumas Mertadiredjan…
WACA
LIYANE

Pesan Raden Baribin dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang Rade Katuhu yang kemudian menjadi Adipati Wirasaba dengn gelar Marga Utama. Cerita berlanjut dengan ketiga adiknya, Banyak Sasra, Banyak Kumara, dan Rara Ngaisah. Ketiga adiknya tersebut ternyata juga ingin mengembara, mengikuti langkah yang sudah ditempuh kakak mereka,…
WACA
LIYANE

Ketampanan Raden Kaduhu dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang kesaktian Raden Katuhu, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang ketampanannya. Kabar bahwa Adipati Wirasaba telah mengangkat anak menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Semua rakyat membicarakannya. Terutama tentang ketampanannya. Ketampanan yang membuat semua perempuan terpesona. Dikisahkan, bukan hanya…
WACA
LIYANE

Panggung Ketoprak Babad Banyumas

Saya menulis novel panjang Penangsang bermula dari kenangan masa kecil. Ketika kelas 4 SD setiap malam melihat pentas ketoprak tobong di desa saya. Dari panggung ketoprak itulah saya mengenal sosok Penangsang, berikut kisah yang membelitnya, terutama perseteruannya dengan Joko Tingkir.…
WACA
LIYANE

Kesultanan Demak dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang asal mula pusaka Macan Guguh, Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang Kesultanan Demak. Tentu kaitannya dengan Kadipaten Wirasaba. Kadipaten Wirasaba yang sebelumnya menjadi bawahan Majapahit, kemudian beralih menjadi bawahan Kesultanan Demak. Apa yang terjadi dengan Wirasaba menjadi bawahan…
WACA
LIYANE

Pengusiran Raden Putra Dari Majapahit Dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang Kerajaan Majapahit dan Kadipaten Wirasaba, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang sosok Raden Putra. Raden Putra adalah adik Raja Majapahit, Prabu Ardiwijaya. Dalam naskah “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” Raden Putra disebut dengan nama Raden Baribin. Pengisahan Raden Putra…
WACA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Babad Banyumas - Rujukan Utama Sejarah Banyumas.