Setelah mengisahkan tentang kesaktian Raden Katuhu, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang ketampanannya. Kabar bahwa Adipati Wirasaba telah mengangkat anak menyebar ke seluruh lapisan masyarakat. Semua rakyat membicarakannya. Terutama tentang ketampanannya. Ketampanan yang membuat semua perempuan terpesona. Dikisahkan, bukan hanya para gadis saja yang terpana melihatnya. Bahkan semua perempuan, baik yang sudah menikah ataupun janda, semua mengaguminya. Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini. Sengaja tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa… Rampungna.
Penulise: NasSirun PurwOkartun
Month: May 2022
Waktu itu saya mau menggelar acara pelatihan guru ngaji. Sebuah acara rutin dari Bale Cahaya, lembaga pembelajaran quran yang saya dirikan bersama Bale Pustaka. Biar tidak repot mikir menyiapkan makan, kami cari rumah makan sebagai tempat pelatihan. Akhirnya ditentukanlah tempatnya. Sebuah rumah makan bergaya klasik kolonial, sebuah bangunan tua di belakang gedung Kabupaten Banyumas, di Purwokerto. Tempatnya kecil, namun nyaman, ruangan training muat menampung 50 orang. Pada waktu memesan tempat, di dekat pintu masuk saya melihat sebuah rak buku. Sebagai… Rampungna.
Setelah mengisahkan tentang siapa sosok Raden Baribin, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang anak-anaknya. Bahwa dari pernikahannya dengan adik raja Pajajaran Prabu Silih Wangi yang bernama Ratna Pamekas, Raden Baribin mempunyai empat orang anak. Anak yang pertama bernama Raden Katuhu. Anak yang kedua bernama Raden Banyak Sasra. Anak yang ketiga bernama Raden Banyak Kumara. Anak yang keempat bernama Rara Ngaisah. Dalam “Serat Babad Banyumas” nama Raden Katuhu disebut dengan Kaduhu. Bukan mengggunakan huruf Jawa “ta”, melaikan “da”. Namun, karena dalam… Rampungna.
Sewaktu masih di Solo saya asyik membaca Babad Tanah Jawi. Karena penulisan novel pentalogi Penangsang pijakannya adalah Babad Tanah Jawi. Hanya saja saya balikkan penceritaannya dengan data yang saya dapatkan dari keluarga Penangsang, ditambah penafsiran saya atas bacaan naskah-naskah lama. Setelah pulang kampung ke Banyumas, saya ingin membaca babad tanah kelahiran saya. Maka saya pun mencari ke orang-orang yang dalam pandangan saya memiliki naskahnya. Suatu kali, saya mendatangi penulis yang beberapa bukunya mengulas sejarah Banyumas. Saya menemuinya karena dalam daftar… Rampungna.