Ketampanan Raden Kaduhu dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

May 12, 2022 ·

Pada nisan makamnya tertulis Raden Katuhu adalah Adipati Wirasaba ke-2 dengan gelar Wira Utama I. Namun, dalam “Serat Babad Banyumas” Raden Katuhu adalah Adipati Wirasaba ke-4 dengan gelar Marga Utama.

Setelah mengisahkan tentang kesaktian Raden Katuhu, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang ketampanannya.

Kabar bahwa Adipati Wirasaba telah mengangkat anak menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Semua rakyat membicarakannya. Terutama tentang ketampanannya. Ketampanan yang membuat semua perempuan terpesona.

Dikisahkan, bukan hanya para gadis saja yang terpana melihatnya. Bahkan semua perempuan, baik yang sudah menikah ataupun janda, semua mengaguminya.

Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini.

Sengaja tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa Jawanya. Agar pembaca lebih bisa menikmati Babad Banyumas sebagai buku bacaan.

Selamat membaca.

Ketampanan Tiada Habisnya


Makam Raden Katuhu sebelum dipugar menjadi megah seperti sekarang. Dalam cungkub makam terdapat 5 nisan Adipati Wirasaba.

Rakyat Wirasaba seluruhnya semua menjadi saksi, semua turut menyaksikan. Laki perempuan yang melihatnya, mereka semua memberi pujian tentang ketampanan Raden Kaduhu.

Banyak gadis yang terpesona melihat ketampatan Raden Kaduhu. Selain keturunan bangsawan, pribadinya pun terhormat, tampan dan cerah wajahnya, tajam pandangan matanya.

Raden Kaduhu menjadi perbincangan di mana saja. Terutama oleh para gadis. Bahkan janda, juga yang sudah menikah, banyak yang lupa diri mengaguminya. Seolah hanya Raden Kaduhu saja yang menjadi pembincaraan di mana-mana.

Semua mata tertuju pada Raden Kaduhu, putra laki-laki sang Adipati. Ibarat terantuk batu hinga jatuh terjengkang, saat meratapi kejatuhannya, tak henti mereka berkata, yang terucap, “Wahai Raden Kaduhu tolonglah! Wahai engkau yang ketampanannya tiada habis-habisnya!”

Kategori:Mertadiredjan
SEUWISE

Adipati Marga Utama Dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang ketampanan Raden Katuhu, Serat Babad Banyumas kemudian menceritakan tentang pertemuan Raden Katuhu dengan raja Majapahit. Raden Katuhu adalah anak pertama Raden Baribin. Raden Baribin adalah adik raja Majapahit. Maka, pertemuan Katuhu dengan raja Majapahit adalah pertemuan antara…
WACA
SEDURUNGE

Kesaktian Raden Katuhu dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang siapa sosok Raden Baribin, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang anak-anaknya. Bahwa dari pernikahannya dengan adik raja Pajajaran Prabu Silih Wangi yang bernama Ratna Pamekas, Raden Baribin mempunyai empat orang anak. Anak yang pertama bernama Raden Katuhu.…
WACA
LIYANE

Sayembara Raja

Patih Kerajaan Bonokeling diperintahkan rajanya, Raja Keling, untuk membunuh Raja Majapahit. Akan tetapi, berkat besarnya kewibawaan sang raja, Patih Tolih justru berhasil ditangkap dan dipenjara.Suatu ketika Raja Majapahit menggelar sayembara. Karena memenangkan sayembara tersebut, Patih Tolih bisa lepas hukuman dan…
WACA
LIYANE

Mengenang Rawa Tembelang dalam Plesiran Babad Banyumas

Ibu kota Banyumas baru yang dibangun Tumenggung Yudanegara II berada pada sebuah situs lama peninggalan Kabupaten Selarong. Konon tempat itu pada jaman dulunya adalah sebuah puncak dari gunung purba di bawah laut. Setelah tidak aktif lagi kemudian mengeluarkan mata air…
WACA
LIYANE

Pendapa Duplikat dalam Plesiran Babad Banyumas

Pendapa itu bukan bangunan aslinya. Hanya tiruannya saja. Maka orang pun menyebutnya pendapa duplikat. Bangunan aslinya sudah dipindah ke kota Purwokerto pada tahun 1937. Ketika Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Purwokerto bergabung. Namun, warga Banyumas masih meyakini bangunan tiruan itu sebagai…
WACA
LIYANE

Bahas Babad

  Serial Dongeng Babad Banyumas untuk Mahasiswa      
WACA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Babad Banyumas - Rujukan Utama Sejarah Banyumas.