Setelah mengisahkan tentang siapa sosok Raden Putra atau Raden Baribin, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang pelariannya.
Bahwa setelah diusir dari Majapahit oleh kakaknya, Raja Majapahit Prabu Ardiwijaya, Raden Baribin pun keluar dari kerajaan, meninggalkan keluarganya.
Perjalanan itu melewati tempat-tempat yang kelak menjadi tempat bagi anak-anak Raden Putra bermukim.
Tempat pertama yang disinggahi adalah desa Kaleng. Kemudian desa Ngayah. Lalu desa Kejawar. Selanjutnya Pasirluhur. Terakhir adalah Pajajaran.
Dikisahkan, Raden Baribin akhirnya menetap di Pajajaran. Bahkan diangkat menjadi bangsawan, serta dinikahkan dengan adik raja, Ratna Pamekas. Dalam “Serat Babad Banyumas” sang putri hanya disebut sebagai cicit Sang Naradipa.
Dari pernikahan itu kemudian melahirkan empat anak. Kemudian hari, anak dan cucunya yang akan menjadi leluhur dinasti Banyumas.
Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini.
Sengaja tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa Jawanya. Agar pembaca lebih bisa menikmati Babad Banyumas sebagai buku bacaan.
Selamat membaca.
Perjalanan Pelarian Raden Baribin
Hati Raden Baribin bagai diiris-iris, mendengar ratapan tangis dari para istri dan selirnya. Juga para abdi setianya
Kesedihan yang sangat luar biasa meliputi batinnya. Laksana dunia di depan mata tak terlihat lagi adanya.
Akhirnya sadarlah hatinya, bahwa ia sesungguhnya hanyalah makhluk biasa yang harus tunduk takdir Yang Kuasa.
Maka tak lagi ragu hati Raden Baribin. Sudah mantap jiwa dan raga hendak meninggalkan istana. Menurut kehendak hatinya
Tak diceritakan perjalanan Raden Baribin yang sedang terlunta-lunta. Berjalan ke selatan, ke barat, sampai di pesirir. Lewat pedalaman di jalur tengah.
Sampailah di pinggiran desa Kaleng. Beristirahat di bawah rindang pepohonan.
Dikisahkan Ki Ageng Kaleng ketika itu tengah lewat melintas. Ki Ageng Kaleng kaget saat melihat kedatangan orang yang tak dikenal. Warna wajahnya bagai bersinar, membuatnya yaakin bahwa sosok itu seorang bangsawan.
Kyai Ageng Kaleng menyapa ramah. Lelaki itu kemudian ditanya, siapakah namanya, dari mana asalnya.
Raden Baribin pelan menjawabnya, “Wahai, Kyai, saya sebenarnya jauh asal muasal negara saya. Saya putra seorang raja. Raden Baribin nama saya.”
Ki Ageng Kaleng terkejut seketika. Kemudian merangkul Raden Baribin. Menangis tersedu-sedulah dia
“Ya Tuhan, tidak mengira tidak bermimpi, Paduka yang sekarang datang seorang diri tanpa pengiring. Seperti sedang dirundung malang. Wahai Paduka, hamba mohon berkenanlah ke rumah hamba, di desa Kaleng ini tempatnya. Mari ikut saya.”
Sang raden menurut ikut ke rumahnya. Batinnya menjadi tenang. Ki Ageng Kaleng mengiring jalannya. Tak lama sampailah di rumahnya.
Ki Ageng Kaleng menjamunya. Sampai tujuh hari lamanya. Sampai kemudian Raden Putra berkata hendak melanjutkan perjalanan ke Pajajaran.
Diantarkanlah oleh Ki Ageng Kaleng. Tidak diceritakan dalam perjalanannya. Sampailah mereka di desa Ngayah. Menginap di rumah Ki Ageng Ngayah
Ki Ageng Kaleng pamit pulang, kembali ke rumahnya. Tidak diceritakan perjalanannya.
Raden Baribin kemudian terlibat percakapan, “Ki Ageng Ngayah, besok saya akan berangkat pagi-pagi menuju ke Pajajaran.”
Raden Baribin diminta istirahat dulu tapi tidak mau. Dan, pagi buta Raden Baribin sudah berangkat.
Ki Ageng Ngayah mengantarkan. Sampailah mereka di desa Kejawar. Di sana mereka menginap semalam. Pagi-pagi buta kembali berangkat
Ki Buyut Kejawar mengantarkan. Tak diceritakan dalam perjalanan. Pasirluhur yang menjadi tujuan. Ki Buyut pun pulang ke Kejawar
Dikisahkan Raden Baribin waktu itu berada di kerajaan Pasirluhur. Lima bulan lamanya menetap. Setelah itu melanjutkan perjalanan lagi
Tidak diceritakan perjalanannya. Singkat kata singkat cerita, sudah sampai di Pejajaran. Kemudian berdiam di sana. Lamanya tidak diceritakan.
Di sana Raden Baribin kemudian menikah. Mendapat istri seorang cicit sang raja, mendiang sang Sri Naradipa.
Save babad Banyumas
Seneng sejarah tanah leluhurku Banyumas, senajan siki manggon Nang Klampok Banjarnegara
sae sanget