Adipati Warga Utama Dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

July 29, 2022 ·

Makam Adipati Wirasaba, Warga Utama I, terpisah letaknya dengan makam para adipati sebelumnya yang berada di dusun Kecepit, Wirasaba, Bukateja, Purbalingga. Makam Adipati Warga Utama I berada di Pekiringan, Purworejo, Klampok, Banjarnegara.

Setelah mengisahkan tentang Rade Katuhu yang kemudian menjadi Adipati Wirasaba dengn gelar Marga Utama. Cerita berlanjut dengan meninggalnya Adipati Marga Utama, dan yang menjadi pemimpin Wirasaba adalah anaknya yang bernama Raden Suwarga. Gelarnya adalah Warga Utama.

Dikisahkan Adipati Warga Utama mempunyai empat orang anak. Anak pertama dan terakhir perempuan. Sementara anak kedu dan ketiga adalah laki-laki.

Inilah bedanya “Serat Babad Banyumas” dengan babad-babad banyumas yang lain. Bila yang lain menyebut ada 5 anak, sementara “Serat Babad Banyumas” hanya mencatat 4 anak.

Empat anak itu adalah yang sulung perempuan, yang bungsu perempuan. Sama-sama sangat cantik jelita. Kemudian anak kedua bernama Wira Kusuma, dan anak ketiga bernama Wira Negara.

Perbedaan inilah yang sering membuat orang bingung terkait pembagian wilayah Wirasaba nantinya. Babad Banyumas yang lain menyebut anak-anak Adipati Warga Utama ada 5 orang.

Anak yang pertama perempuan, bernama Rara Sukartimah. Anak kedua, laki-laki bernama Warga Wijaya. Anak ketiga, laki-laki, bernama Wira Kusuma. Anak keempat, laki-laki bernama Wira Yuda. Dan anak terakhir adalah perempuan bernama Rara Sukartiyah.

Terkait anak-anak adipati Warga Utama saya lebih meyakini sumber Babad Banyuma yang berjumah 5 anak, daripada “Serat Babad Banyumas” yang hanya menyebut 4 anak.

Mengapa?

Sekali lagi, terkait pembagian wilayah Wirasaba nantinya yang akan menjadi empat.

Selengkapnya, silahkan baca tulis terjemahan saya atas naskah “Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” di bawah ini.

Sengaja tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa Jawanya. Agar pembaca lebih bisa menikmati Babad Banyumas sebagai buku bacaan.

Selamat membaca.

Anak-anak Adipati Warga Utama

Selain menerjemahkan Babad Banyumas, NasSirun PurwOkartun juga merancang Wayang Babad Banyumas, menjadi sebuah pementasan. Wayang ini adalah tokoh 5 anak Adipati Warga Utama I, yaitu Rara Sukartimah, Warga Wijaya, Wira Kusuma, Wirya Yuda, dan Rara Sukartimah.

Setelah Adipati Marga Utama meninggal, sang anak, Raden Warga menghadap ke Majapahit menemui sang patih.

Esoknya menghadap sang prabu Raja Majapahit bersama Patih Gajah Mada. Upeti persembahan sudah ditata, sang raja kagum melihatnya.

Gajah Mada menyembah, “Paduka, hamba melaporkan bahwa Adipati Marga Utama sekarang sudah meninggal. Ini anaknya yang menghadap mengirimkan persembahan. Brnama Raden Warga. Memohon keputusan Paduka.”

Sang raja berkata wibawa, “Wahai, Patih Gajah Mada, Raden Warga saya angkat kedudukannya menjadi adipati di Wirasaba. Warga Utama gelarnya.”

Kyai Patih kemudian memegang tangan Raden Warga. Kemudian bersujudlah ia kepada sang raja.

Sang raja berkata pelan, “Sudah, Warga silahkan pulang. Kembali ke Kadipaten Wirasaba.”

Sang Patih turut berpamitan bersama Adipati Warga Utama.

Dan tidak dikisahkan perjalannya, Warga Utama sudah berangkat pulang.

Sampailah mereka di Wirasaba. Disambut keluarga besarnya. Semua duduk menghadap padanya.

Warga Utama kemudian berkata, “Seluruh kerabat keluarga saya. Kalian semua saksikanlah, bahwa saya telah diwisuda dengan gelar Warga Utama. Menjadi adipati Wirasaba.”

Seluruh sesepuh menyetujui. Semua memberikan hormat. Seluruh keluarga bergembira. Kemudian digelarlah perayaan.

Dikisahkan Adipati Warga Utama sudah punya anak. Yang sulung perempuan, cantik rupawan  tiada yang menandinginya. Anak yang kedua laki-laki bernama Wirakusuma. Anak ketiga laki-laki namanya Wiranegara. Sedangkan yang bungsu, gadis cantik bukan main, terkenal hingga ke luar kadipaten. Banyak para bangsawan terpesona, semua terpikat oleh asmara.


Baca sebelumnya: Iri Dengki Ki Buwang Dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Kategori:Babadan
SEUWISE

Pesan Raden Baribin dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang Rade Katuhu yang kemudian menjadi Adipati Wirasaba dengn gelar Marga Utama. Cerita berlanjut dengan ketiga adiknya, Banyak Sasra, Banyak Kumara, dan Rara Ngaisah. Ketiga adiknya tersebut ternyata juga ingin mengembara, mengikuti langkah yang sudah ditempuh kakak mereka,…
WACA
SEDURUNGE

Iri Dengki Ki Buwang Dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang gelar Marga Utama pada Raden Katuhu, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang halangan yang dihadapinya. Ternyata, jabatan menjadi Adipati Wirasaba membuat iri hati Ki Buwang, adik dari Adipati Paguwan, Adipati Wirasaba. Hingga dengan tipu muslihatnya, Ki Buwang…
WACA
LIYANE

Bale Pustaka, Tempat Tepat Bahas Babad Banyumas

Setelah mendapatkan buku Babad Banyumas, baik yang versi tembang (puisi) maupun versi gancaran (prosa), saya kemudian terpikir menerjemahkannya. Babad Banyumas ditulis dalam huruf Jawa, sementara generasi muda sekarang sudah tidak bisa baca aksara Jawa. Bahkan mereka pun sudah kurang akrab…
WACA
LIYANE

Prabu Brawijaya Dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan keturunan Raja Pajajaran, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang keturunan Raja Majapahit. Bermula dari Raja Pajajaran yang mempunyai anak bernama Jaka Suruh, yang kemudian menjadi Raja Majapahit bergelar Prabu Brawijaya. Dikisahkan, Prabu Brawijaya mempunyai anak bernama Raden Brakumara.…
WACA
LIYANE

Adipati Mrapat

Sebagai Adipati Wirasaba, Raden Jaka Kaiman bergelar Adipati Warga Utama II. Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat. Karena dengan berbesar hati telah membagi empat (mara papat) wilayah Wirasaba. Keberaniannya dalam mengambil keputusan di saat yang sulit serta niat…
WACA
LIYANE

Kesalahan Salinan Babad Banyumas

Bahagia saya tidak terkira. Babad Banyumas sudah punya dua naskahnya. Walau hanya kopiannya saja. Meski hanya edisi latin Jawanya saja, bukan yang edisi asli yang huruf Jawa. Saya merasa bangga mendapat buku Babad Banyumas salinan, ‘Tedakan Serat Babad Banyumas Natahamijaya’.…
WACA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Babad Banyumas - Rujukan Utama Sejarah Banyumas.