Nabi Adam dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

February 11, 2022 ·

Kopian naskah asli “Serat Babad Banyumas” milik keluarga Mertadiredjan. Sebelumnya disimpan di rumah keluarga Mertadiredjan, yakni Dalem Kepangeranan Banyumas yang dibangun oleh Adipati Mertadiredja III. Namun sekarang, naskah asli tersebut entah di mana, konon disimpan oleh salah satu keturunan Mertadiredjan.

“Babad Banyumas Mertadiredjan” mengawali penuturannya dengan mencatat silsilah dinasti Banyumas yang berujung pada Nabi Adam.

Bahwa dari Nabi Adam menurunkan banyak nabi dan dewa, salah satunya adalah Nabi Sis dan Sang Hyang Sis.

Keturunan Sang Hyang Sis lah yang kemudian menjadi penguasa Tanah Jawa. Turun temurun, berlanjut terus hingga akhirnya ke dinasti Banyumas.

Kisah dalam “Babad Banyumas Mertadiredjan” ditulis dalam bentuk tembang Macapat. Dan tembang pembukanya adalah Dhandhanggula.

“Ing sarkara kang sinawung gendhing, sujarahe kang para narendra, Nusa Jawa sadayane, kang mengkoni kaprabun, amurwani ing Tanah Jawi, putra Jeng Nabi Adam, Hyang Esis puniku. Sampun kaliru ing tampa, Sang Hyang Esis kalawan Jeng Nabi Esis, yekti loro nyatane.”

Untuk selanjutnya, saya tulis terjemahan saya saja. Tidak saya sertakan naskah asli dalam bahasa Jawanya. Agar pembaca lebih bisa menikmati Babad Banyumas sebagai buku bacaan.

Selamat membaca.

Dari Nabi Adam Sampai Para Dewa Hingga Prabu Gendrayana

Dikisahkan sejarahnya para penguasa di Pulau Jawa. Tokoh yang awal mula menguasai kerajaan di Tanah Jawa adalah putra Nabi Adam, Sang Hyang Sis namanya.

Jangan sampai salah sebut. Sang Hyang Sis dan Nabi Sis adalah sosok yang berbeda.

Nabi Sis menurunkan para nabi, sedangkan Sang Hyang Sis menurunkan para dewa. Kahyangan adalah kerajaannya.

Dahulu kala asal mulanya Sang Hyang Sis diangkat anak oleh Ijajil laknat. Karena itulah Sang Hyang Sis diangkat juga menjadi dewa. Wujudnya tidak kelihatan. Pekerjaannya berkeliling gunung. Tidak bergaul dengan manusia.

Sang Hyang Sis bergelar Sang Hyang Manikmaya. Tempatnya adalah Kahyangan Tempuh Ijo. Mempunya anak bernama Sang Hyang Nur Cahya, yang menurunkan anak bernama Sang Hyang Nur Rasa. Keturunannya adalah Sang Hyang Wenang, yang beranak Sang Hyang Tunggal.
.
Sang Hyang Tunggal mempunyai anak bernama Sang Hyang Guru. Anak Sang Hyang Guru berjumlah lima. Anak yang sulung bernama Sang Hyang Sambo, yang kedua Sang Hyang Brama, yang ketiga Sang Hyang Mahadewa, yang keempat Sang Hyang Wisnu, yang bungsu adalah Sang Hyang Sri.

Sang Hyang Wisnu menjelma manusia. Dan jelmaannya menjadi penguasa. Menjadi raja di Tanah Jawa

Sang Hyang Brahma mempunyai anak bernama Bramani. Bramani mempunyai anak bernama Estridusta. Estridusta mempunyai anak bernama Wariganem. Wariganem mempunyai anak bernama Raden Manongsa.

Raden Manongsa turun ke bumi menjelam menjadi manusia, kemudian menikah dengan bangsa manusia

Raden Manongsa mempunyai anak bernama Sakutrem. Sakutrem kemudian mempunyai anak bernama Begawan Sakri. Begawan Sakri kemudian mempunyai anak bernama Begawan Palasara. Begawan Palasara kemudian mempunyai anak bernama Begawan Begawan Abiyasa.

Begawan Abiyasa kemudian mempunyai anak berjumlah tiga orang. Anak yang tertua bernama Destarata, anak kedua bernama Pandu Dewanata, dan anak ketiga adalah Yamawidura.

Destarata mempunyai anak bernama Prabu Suyudana. Pandu Dewanata kemudian menjadi raja Astina. Ketika itu Pandu sudah mempunyai anak, Pandawa sebutan untuk lima anaknya.

Anak tertua bernama Yudistira, Raja Amarta. Werkudara anak kedua. Arjuna anak urutan tengah. Nakula dan Sadewa adalah anak bungsunya.

Dikisahkan Sang Pandu sebagai raja Astina setelah meninggal digantikan takhtanya oleh Sang Kurupati atau Prabu Suyudana.

Yudistira yang menjadi raja di negara Amarta. Werkudara raja di Jodipati. Arjuna raja di Madukara. Sang Arjuna berputra Raden Abimanyu. Abimanyu berputra Parikesit. Parikesit berputra Raden Gendrayana.

Kategori:Mertadiredjan
SEUWISE

Prabu Jayabaya dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan keturunan Nabi Adam, “Serat Babad Banyumas” kemudian menceritakan tentang awal mula manusia di bumi. Bermula dari Raden Manongsa yang turun ke bumi, kemudian turun temurun, sampai lahirlah Raden Parikesit. Dari Parikesit lahirlah Prabu Gendrayana. Nah, dari Prabu Gendrayana…
WACA
SEDURUNGE

Adipati Mertadiredja I Pemilik Naskah Babad Banyumas Mertadiredjan

Ada banyak naskah Babad Banyumas, namun saya hanya menerjemahkan dua naskah saja. Babad Banyumas Mertadiredjan dan Babad Banyumas Wirjaatmadjan. Menurut saya, untuk masyarakat awam membaca dua babad itu sudah cukup mewakili. Kedua babad tersebut seolah saling melengkapi. Babad Banyumas Mertadiredjan…
WACA
LIYANE

Pohon Tembaga dalam Plesiran Babad Banyumas

Petunjuk utama adalah pohon Tembaga. Petunjuk tentang tempat di mana Adipati Mrapat harus mendirikan ibu kota Kabupaten Banyumas. “Yen sirarsa widada, ing kawibawanireku, amengkoni Wirasaba, sira ngaliha nagari, saking bumi Wirasaba, sira manggona ing kulon, ing tanah bumi Kejawar, prenah…
WACA
LIYANE

Kasepuhan Kanoman

Awalnya, buku ini ditulis dan dirancang sebagai paket lanjutan bagi para pembaca Babad Banyumas. Agar yang sudah membaca babadnya mendapat wawasan baru dari kisah yang sudah dibacanya. Namun, setelah jadi, ternyata bisa juga dibaca oleh mereka yang belum membaca Babad…
WACA
LIYANE

Sayembara Raja

Patih Kerajaan Bonokeling diperintahkan rajanya, Raja Keling, untuk membunuh Raja Majapahit. Akan tetapi, berkat besarnya kewibawaan sang raja, Patih Tolih justru berhasil ditangkap dan dipenjara.Suatu ketika Raja Majapahit menggelar sayembara. Karena memenangkan sayembara tersebut, Patih Tolih bisa lepas hukuman dan…
WACA
LIYANE

Babad Banyumas Mertadiredjan Banyumasan

Segera Terbit
WACA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Babad Banyumas - Rujukan Utama Sejarah Banyumas.