Raden Wirjaatmadja Penulis Babad Banyumas Wirjaatmadjan

February 5, 2022 ·

Foto asli Raden Arya Wirjaatmadja ketika menjabat Patih Kabupaten Purwokerto, saat menerima perintah dari Asisten Residen Purwokerto, Wolff van Westerode. Foto yang selama ini beredar dan dikenal sebagai pendiri Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah foto yang dimudakan, sebelum menjabat patih.

Setelah menerjemahkan “Babad Banyumas Mertadiredjan”, saya berziarah ke makam Kebutuh di Sokaraja dan makam Kalibogor di Purwokerto.

Di makam Kebutuh, selain mendapati makam Adipati Mertadiredja I, saya juga mendapati makam Dokter Angka. Tokoh pendiri Boedi Oetomo, trah bangsawan Banyumas, cucu Patih Banyumas.

Patih Banyumas yang bernama Raden Santadiredja adalah ipar Adipati Mertadiredja I. Istri Adipati Mertadiredja I adalah adik perempuan Raden Santadiredja. Sesama putra bupati Banjarnegara, Dipadiningrat.

Ibu Dokter Angka adalah anak perempuan Patih Santadiredja. Bahkan sejak kecil Dokter Angka sudah diasuh oleh sang kakek di Dalem Kepatihan Banyumas. Tempat beberapa naskah Banyumas disusun oleh ayah dan anak, Patih Santadiredja dan Patih Poerwasoepradja.

Dari koleksi Dokter Angka lah saya mendapatkan “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” yang asli. Karena milik saya yang pertama hanya kopian dari buku kopian. Karena Dokter Angka adalah keponakan dari penulis Babad Banyumas Lanjutan, Patih Poerwasoepradja.

Sementara di Makam Kalibogor, selain mendapati makam Adipati Mertadiredja II dan Mertadiredja III, saya juga menemukan makam Raden Wirjaatmadja, sang penulis “Babad Banyumas Wirjaatmadjan”.

Saya pun penasaran mengapa dua pemilik Babad Banyumas dimakamkan di lokasi yang sama?

Akhirnya saya melacak silsilah Raden Wirjaatmadja. Saya kemudian menemukan buku biografi Patih Purwokerto tersebut. Judulnya “Raden Aria Wirjaatmadja, Perintis Bank Pribumi”, tulisan Iip D. Yahya, terbitan Yayasan Raden Aria Wirjaatmadja.

Dari buku itulah kemudian saya tahu, Raden Wirjaatmadja masih keturunan Bupati Banyumas, seperti juga Adipati Mertadiredja I.

Bila Adipati Mertadiredja keturunan Bupati Banyumas kesembilan, Tumenggung Yudanegara III, Raden Wirjaatmadja adalah turunan Bupati Banuyumas kedelapan, Tumenggung Yudanegara II.

Ayah Raden Wirjaatmadja adalah Raden Dipadiwirya, Patih Banjarnegara. Kakeknya adalah Raden Dipawijaya, Ngabehi Soka, Kedu. Kakek buyutnya adalah Raden Tumenggung Dipayuda I, Bupati Purbalingga. Dan kakek canggah-nya adalah Raden Tumenggung Yudanegara II.

Saya sudah menemukan silsilahnya, namun saya masih penasaran, mengapa makamnya tidak di Dawuhan, melainkan di Kalibogor.

Meskipun trah Banyumas sebagai keturunan Yudanegara II, apakah sama dengan yang dilakukan Mertadiredja I?

Atau apakah Raden Wirjaatmadja bagian dari keluarga Mertadireja II, hingga makamnya di Kalibogor?

Perjalanan penasaran saya mengantarkan kembali ke Makam Kalibogor. Hingga bertemulah dengan cicit Raden Wirjaatmadja. Sosok yang sekarang menjadi penganggung jawab makam leluhurnya. Beliau yang merawat makam Mertadiredja I di Kebutuh dan makam Mertadiredja II dan Mertadiredja III di Kalibogor.

Oleh beliau saya kemudian diberi buku berjudul “Silsilah Adipati Mertadiredja II”. Dari buku itu saya menemukan hubungan persaudaraan antara Raden Wirjaatmadja dengan keluarga Mertadiredjan. Buku yang kemudian menjawab penasaran saya mengapa dua pemilik Babad Banyumas itu dimakamkan di tempat yang sama.

Tercatat dalam buku itu, Adipati Mertadiredja II mempunyai 8 istri dan 14 anak. Dari istri pertama yang bernama Raden Ayu Mertadiredja, mendapatkan 3 orang anak. Anak keduanya, perempuan, menikah dengan Raden Joedaatmadja, Wedana Distrik Batur, Banjarnegara.

Pernikahan mereka mempunyai 10 anak. Anak yang keenam menjadi istri Patih Purwokerto, Raden Wirjaatmadja. Karena itulah, Raden Wirjaatmadja masuk dalam keluarga besar Mertadiredjan.

Kategori:Babadan
SEUWISE

Babad Banyumas Mertadiredjan

“Serat Babad Banyumas Mertadiredjan” adalah salah satu versi naskah Babad Banyumas. Disebut “Babad Banyumas Mertadiredjan” karena naskah aslinya milik Adipati Mertadiredja I, Wedana Bupati Kanoman Banyumas, yang kemungkinan ditulis pada masa pemerintahannya, kisaran tahun 1816 sampai 1824. Naskah itu kemudian…
WACA
SEDURUNGE

Babad Banyumas Wirjaatmadjan

“Serat Babad Banyumas Wirjaatmadjan” adalah salah satu naskah Babad Banyumas. Disebut “Babad Banyumas Wirjaatmadjan” karena ditulis oleh Raden Wirjaatmadja, Patih Purwokerto. Penulisannya berdasar perintah Asisten Residen Purwokerto, Wolff van Westerode, pada tanggal 25 Oktober 1898. Namun, dalam perkembangannya, pada bulan…
WACA
LIYANE

Berdirinya Kabupaten Banyumas dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang kematian tragis Adipati Wirasaba Warga Utama, Babad Banyumas Mertadiredjan kemudian mengisahkan tentang berdirinya Kabupaten Banyumas.  Bahwa setelah Adipati Warga Utama meninggal, Sultan Pajang merasa menyesal. Hingga akhirnya meminta maaf dengan cara mengundang anak-anak sang adipati datang ke…
WACA
LIYANE

Pemburu Pertama Babad Banyumas

Wawancara Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M.Hum, 27 Tahun Berburu Babad Banyumas. Sepanjang berburu Babad Banyumas, saya tidak menemukan sosok lain yang menaruh perhatian penuh pada Babad Banyumas, selain Prof. Dr. Sugeng Priyadi, M. Hum. Maka, sejak pertama mengenal namanya pada…
WACA
LIYANE

Bagus Mangun dan Keris Gajahendra dalam Babad Banyumas Mertadiredjan

Setelah mengisahkan tentang Raden Bagus Mangun yang mengadi di Kadipaten Wirasaba, Serat Babad Banyumas melanjutkan dengan cerita pernikahannya. Ternyata, Adipati Wirasaba meminta kedua orang tua angkat Bagus Mangun menghadap ke Wirasaba, adalah untuk melamar putrinya. Bagus Mangun akan diambil sebagai…
WACA
LIYANE

Adipati Mrapat

Sebagai Adipati Wirasaba, Raden Jaka Kaiman bergelar Adipati Warga Utama II. Namun, ia lebih dikenal dengan sebutan Adipati Mrapat. Karena dengan berbesar hati telah membagi empat (mara papat) wilayah Wirasaba. Keberaniannya dalam mengambil keputusan di saat yang sulit serta niat…
WACA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Babad Banyumas - Rujukan Utama Sejarah Banyumas.