Secara berkala saya akan memposting naskah Babad Banyumas Wirjaatmadjan. Lengkap dengan terjemahan Bahasa Indonesia, agar para pembaca mudah memahaminya.
Naskah Babad Banyumas Wirjaatmadjan aslinya ditulis dalam huruf Jawa. Naskah aslinya disimpan oleh menantunya, Raden Joedasoebrata. Sekarang naskah tersebut bisa disaksikan di Museum Bank Rakyat Indonesia, Purwokerto.
Raden Aria Wirjaatmadja adalah pendiri De Poerwokertosche Hulp-Spaar-en Landbouwcrediet, Bank Pertolongan, Tabungan, dan Kredit Purwokerto, yang merupakan cikal bakal Bank Rakyat Indonesia.
Dari naskah huruf Jawa tersebut kemudian dicetak oleh Penerbit Electrische Drukkerij TAN Poerbolinggo pada tahun 1932. Edisi cetaknya tidak lagi menggunakan huruf Jawa melainkan sudah dalah huruf Latin.
Terjemahan saya berdasarkan pada buku tersebut.
Mari kita nikmati Babad Banyumas Wirjaatmadjan.
BABAD BANJOEMAS
Gantjaran sadjarahipoen kaboepaten Banjoemas, tedak toemedak doemoegi ing sapoenika, namoeng kapendet saperloenipoen ingkang nedakaken Boepati-boepati kemawon. Dene ingkang anggantjaraken Raden Wirjaatmadja, Patih ing Poerwakerta awit saking dawoehipoen Kandjeng Toewan W. P. D. De Wolff van Westerrode, rikala djoemeneng Assistent Resident ing Poerwakerta. Wondene anggenipoen aparing dawoeh rikala dinten Slasa Wage kaping 25 October 1898 oetawi kaping 9 Djoemadilakir 1828. Kadjawi gantjaran petikan saking sadjarah oegi kawewahan poenapa ingkang dados papirenganipoen ingkang saking leloehoeripoen Raden Wirjaatmadja waoe, wiwit saking djaman karaton Djawi ing Madjapait, kadosdene ingkang kapratelakaken ing ngandap poenika.
“Sejarah Kabupaten Banyumas turun temurun sampai sekarang, namun hanya diambil seperlunya saja, terutama yang menurunkan silsilah para bupati.
Yang mengisahkan adalah Raden Wirjaatmadja, Patih Purwokerto, yang mendapat perintah dari S.P.D. de Wolff van Westerrode, Asisten Residen Purwokerto. Diperintahkan pada hari Selasa Wage, 25 Oktober 1898, atau 9 Jumadilakir 1828.
Selain catatan yang bisa diambil dari buku-buku sejarah, juga diperkenankan untuk mengisahkan apa saja yang pernah diketahui dan didengar dari leluhur Raden Wiryaatmaja, sejak jaman Majapahit, seperti yang tertulis di bawah ini.”
Itulah kata pengantar dari Raden Aria Wirjaatmadja untuk naskah babadnya.